oleh

Kenapa Catur Termasuk Kategori Olahraga

Jazirah Indonesia – Banyak orang pasti bertanya, kenapa permainan catur dimasukan dalam kategori olahraga. Padahal, adu pikir ini tidak banyak melakukan olah tubuh yang mengeluarkan keringat seperti sepakbola dan sebagainya.  

Sesmenpora Gatot S Dewa Broto dan Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC) Raja Sapta Oktohari  memberi pandangan mereka soal ini.

Dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (13/04/2021), Gatot mengaku tidak tahu persis kapan catur mendapat ruang di gelanggang olahraga. Namun, ia meyakini ada sejarah panjang sampai akhirnya catur berkedudukan sama dengan olahraga lainnya.

“Catur memenuhi tiga kriteria sebagai cabang olahraga; ada kompetisi, persiapan untuk menjadi seorang pecatur profesional, dan persiapan olah tubuh juga. Kalau tidak ada pemanasan, sulit berjam-jam main catur. Bahkan malah berpotensi menimbulkan penyakit,” terang Gatot.

Menurut Gatot, olahraga tak serta merta dikonotasikan head to head karena karakternya berbeda satu sama lain.

“Olahraga jangan dikonotasikan head to head harus sama karakter. Satu sama lain beda, seandainya ada mirip-mirip seperti bulutangkis sama tenis itu mereka satu keluarga. Tapi bulutangkis dan sepak bola beda,” kata Gatot.

Adapun Okto Sapta menilai permainan catur sebagai olahraga spesial. Dimana permainan ini terlihat tidak ada aktivitas fisik berlebihan, tetapi diyakini melibatkan olah otak.

“Catur itu kan olahraga strategi. Kalau di beberapa negara tertentu, catur olahraga yang spesial banget, terutama di Rusia,” kata Okto.

Sementara di Indonesia kata Okto, catur lebih dikenal sebagai olahraga masyarakat. Catur selalu ada di tingkatan kelompok masyarakat di Indonesia.

Menurut Okto, hal itu bisa mempermudah pencarian bibit-bibit berbakat untuk ditempa menjadi pecatur profesional. Sebab, catur merupakan olahraga yang sangat mudah dimainkan oleh siapa saja, di mana saja dan kapanpun.

Level profesional atlet Tanah Air juga cukup dikenal lewat prestasinya, seperti Grand Master (GM) Utut Adianto, GM Susanto Megaranto, WGM Irene Kharisma Sukandar, WGM Medina Warda Aulia dan Internasional Master Chelsie Monica Ignesias Sihite. Tinggal proses pembinaannya saja yang harus bisa lebih diperhatikan oleh pengurus cabor, dalam hal ini Percasi.

Menurut Okto, masing-masing cabor punya strategi sendiri buat melakukan pembinaan. Pengurus cabor lebih paham karena yang mereka sendiri yang mendalami dan fokus atas prestasi cabor.

“Kami hargai semua yang dilakukan Percasi. Kadang memang muncul yang unik karena prestasi hadir bisa dari perencanaan yang matang kebetulan atau tiba-tiba muncul. Kami berharap Percasi bisa profesional dalam merencanakan program latihan sehingga bisa meningkatkan prestasi catur Indonesia di dunia,” kata Okto.

Editor : RIOR

Komentar