Jazirah Indonesia. Setelah dicanangkan sejak 2016 oleh tiga daerah yakni Kota Ternate, Kota Tidore Kepulauan dan Kabupaten Halmahera Barat, program Segitiga Emas hampir tak terdengar lagi, kini mencuat kembali.
Masterplan Segitiga Emas yang meliputi sektor pariwisata, pertanian, Perikanan dan jasa perdagangan hingga saat ini tak nampak berjalan di lapangan.
Meskipun demikian, Walikota Tidore Kepulauan Ali Ibrahim saat kunjungan Walikota Ternate, M. Tauhid Soleman ke Tidore (Selasa 4/5/2021) mengajak Walikota Ternate untuk menindaklajuti kerja sama program segitiga emas yang dikatakannya selama ini telah terjalin.
“Beberapa poin yang menjadi pokok pembicaraan diantaranya adalah Kerjasama segitiga emas antara Tidore-Ternate-Halmahera Barat yang selama ini telah terjalin”, kata Walikota Ali dalam rilis Humas Kota Tidore, (Selasa 4/5/2021) .
Program kerjasama segiti emas yang dicanangkan 5 tahun lalu dan tak tampak berjalan ini melibatkan Walikota Tikep Ali Ibrahim saat tahun pertama di periode pertama menjalankan kepemimpinannya.
Menanggapi hal tersebut, Walikota Ternate M Tauhid Soleman pada kesempatan itu menyampaikan dukungan terhadap bentuk kegiatan dimana Ternate mendapatkan manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung, demikian juga dengan kegiatan regional seperti program segitiga emas.
“Atas nama Pemerintah Kota Ternate Insya Allah kami akan mendukung segala kegiatan yang menjadi kepentingan bersama baik itu Provinsi Maluku Utara khususnya Tidore Kepulauan maupun antar Kabupaten Kota dalam regional tiga wilayah yang disebutkan tadi,” tutur Tauhid.
Namun, program segitiga emas yang dicanangkan di 5 tahun lalu itu menurut Tauhid, perlu untuk dilakukan revitalisasi.
“Saat ini yang perlu kita revitalisasi kembali yakni terkait dengan kerja sama Segitiga Emas”, kata Tauhid pada kesempatan kunjungan itu.
Baca Juga : Tikep Dipilih Tauhid Kunker Keluar Perdana, Ini Responnya
Meskipun belum diketahui pasti maksud detail yang disampaikan Tauhid terhadap gagasan yang melibatkan tiga kepala daerah sebelumnya, namun tak terkecuali sebagaimana yang pernah disampaikan anggota Komisi III DPRD Kota Ternate Nurlela Syarif pada 30 April 2019 lalu.
Bahwa, konsep yang dibuat untuk program segitiga emas dinilai Nurlela, sangat baik di atas kertas, namun dari sisi implementasi program tersebut tidak berjalan maksimal.
”Hal ini harus menjadi catatan penting bagi Kota Ternate ke depan, agar mencanangkan sebuah program kerjasama jangan hanya di atas kertas saja,” Ungkap Nurlela Syarif, dikutip rri.co.id (30/4/2019).
Setelah dicanangkan di tahun 2016 lalu, kata Nulela, yang terlihat saat ini hanya dibiarkan begitu saja tanpa ada action di lapangan.
Gagasan Segi Tiga Emas
Program Segitiga emas mulai mencuat setelah tiga kepala daerah saat itu yakni Walikota Ternate Burhan Abdurahman, Walikota Tidore Kepulauan Capt Ali Ibrahin dan Bupati Halmahera Barat Danny Misey menandatangani Memorandum of Understading (MOU) kerja sama bidang Pariwisata, Pertanian dan Perikanan.
“Kerja sama ini kita sebut sebagai segitiga emas’ kata Walikota Ternate Burhan Abdurahman sebagai mana di kutip Antara 16/8/2016.
Kerja sama ini menurut Burhan, karena adanya potensi yang sama antara tiga daerah pada sektor Pariwisata, Pertanian dan Perikanan bahkan tidak menutup kemungkinan kerja sama ini meliputi bidang lainnya.
Guna memperlancar kerja sama ini, ketiga kepala daerah bahkan pernah berkunjung ke Kabupaten Morotai didampingi Sultan Tidore dan SKPD terkait tiga daerah guna bertukar gagasan.
Hal itu dilakukan agar Morotai menjadi bagian pendukung dalam kerja sama ini karena memiliki potensi yang baik di sektor pertanian, perikanan dan pariwisata.
Pasca penandatanganan MoU tersebut, serangkaian pertemuan dilakukan lintas sektor yang melibatkan ketiga daerah untuk merampungkan program aksi yang akan dilaksanakan terkait kerja sama Segitiga Emas ini.
Bahkan DPRD ketiga daerah telah sepakat membentuk parlemen segi tiga emas, hal ini tertuang dalam hasil workshop legislasi dan anggaran pendukung kerja sama segi tiga emas yang difasilitasi Bank Indonesia (BI) Ternate (1/11/2017).
Wokshop tersebut menghadirkan Kepala Perwakilan BI Ternate Dwi Tugas Waluyanto dan akademisi di antaranya Mokhtar Adam dan Djanib, Muhlis Hafel.
Untuk membahas program kerja sama segi tiga emas ini, Pemerintah Kota Ternate melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) pada tahun 2019 juga memelopori pertemuan dengan Pemerintah Kota Tidore dan Pemkab Halmahera Barat yang disebut dengan forum Se HaTi dilaksanakan and di Auditorium Balai Kota Ternate.
Kegiatan tersebut diberitakan Indotimur.com, dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Ternate yang saat itu dijabat oleh M Tauhid Solemen, dan hadir pada pertemuan tersebut, Kepala Dinas Pertanian dari tiga Kabupaten/Kota, tiga Kepala Bapelitbangda, DPRD, Akademisi, serta unsur terkait.
Namun, hingga 2021 ini belum nampak geliat program segitiga emas terliat di lapangan. Harapan dengan kerja sama segitiga emas ini, dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tiga daerah tersebut rupanya belum terjadi.
Apakah dengan diwacanakan kembali kerja sama segitiga emas oleh walikota Ternate dan Walikota Tidore Kepulauan ini akan membawa harapan baru bagi keberlangsungan kerja sama segitiga emas ini?
Penulis : Kontributor, Msg
Editor : Nazirul
Komentar