Peneliti Ungkap Dua Manfaat Besar Panas Bumi Akesahu Tidore

Jazirah Indonesia – Sumber air panas Akesahu di Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Maluku Utara (Malut) ternyata menyimpan potensi panas bumi yang diungkap para peneliti dapat dikembangkan dari dua manfaat.

Dimana potensi itu menggambarkan prospek ketersediaan energy (listrik)  dan wisata kolam air panas berskala besar untuk kepentingan perekonomian Kota Tidore Kepulauan saat ini dan masa depan.

Untuk kebutuhan energi llistrik, panas bumi Akesahu Tidore dapat sebagai energy baru terbarukan (EBT),  potensi geothermal semcam ini belum banyak diketahui oleh masyarakat sebagaimana dikatakan pakar Panas Bumi dari Universitas Indonesia (UI) Yunus Daud baru baru ini.

“Tidak semua orang tahu geothermal (panas bumi), termasuk di perguruan tinggi. Artinya, kalau masyarakat tidak terlalu tahu juga maka wajar kalau terjadi gap informasi.”, ujar Yunus.

Panas bumi Akesahu Tidore seperti diungkap Rohima Wahyu Ningrum (2015), memiliki potensi yang masih cukup besar dan ditandai dengan ditemukannya manifestasi panas bumi berupa mata air panas di daerah tersebut.

Sebelumnya, Bakrun dan Imanuel LF (2006) mengungkap,  daerah panas bumi Akesahu Tidore yang terletak pada 0º37’ – 0º46’ LU dan 127º22’ – 127º28’ BT, memiliki manifestasi panas bumi berupa mata air panas yang muncul di empat lokasi dengan temperatur 40-45º C.

Lokasi yang disebut adanya akumulasi fluida panas di kedalaman terindikasi oleh mata air panas adalah Tomadou, Tanjung Putus, Akesahu Gulili dan Akesahu. Indikasi menunjukkan bahwa fluida itu bersistem air panas ber entalphy sedang dan pH netral.

Stratigrafi panas bumi Akesahu disebutkan terdiri dari satuan lava G. Gulili (Qlg), Satuan lava G. Kici (Qlk), Satuan lava G. Tagafura (Qlt), Satuan lava pra – kaldera Talaga (Qpkt), Satuan jatuhan piroklastik kaldera Talaga (Qjkt), Satuan vulkanik G. Matubu dan Satuan aluvium (Qa).

Sedangkan tipe air panas di daerah ini adalah tipe klorida dengan pendugaan temperatur bawah permukaan 149 – 183 ºC.

Luas daerah prospek dari hasil pengukuran geolistrik (mapping) memperlihatkan disekitar air panas Akesahu terdapat anomali rendah < 5 Ohm-m.

Tahanan itu disebut sebagai tahanan jenis rendah. Namun diperkirakan reservoar berada pada kedalaman >900 meter, diduga daerah ini adalah sebesar 15 Mwe.

Diperkuat dengan hasil sounding oleh peneliti ini, memperlihatkan lapisan permukaan sampai kedalaman 250 meter didominasi oleh lava gunungapi dengan tahanan jenis 50 – 150 Ohm-m dan 200 – 400 ohm-m.

Kemudian diikuti lapisan yang cukup tebal dengan tahanan jenis rendah 6 ohm-m diduga merupakan basement batuan reservoar yang terdiri dari lava pra kaldera yang umurnya paling tua.

Herry Sundhoro (Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral) juga mengungkap, manifestasi panas bumi Akesahu Tidore terdapat di 5 lokasi mata air panas di batuan piroklastik dan aluvium, dengan suhu permukan antara 40,7 – 45,10 C serta tidak ada indikasi batuan alterasi.

Geologi panas bumi Daerah Akesahu Tidore, manifestasinya muncul di pinggir pantai, pada daerah pasang surut, di sisi luar dari struktur ring kaldera Talaga.

Dilihat dari kondisi geologi, hal ini didukung oleh terdapatnya empat buah sesar normal disekitar mata air panas Akesahu, dan sebagai pengontrol sistem panas bumi yang lainnya di Pulau Tidore.

Meskipun panas bumi untuk kepentingan energy listrik yang lebih besar, dibutuhkan penelitian lebih lanjut, namun hal itu menggambarkan, Akesahu Tidore dikemukakan para peneliti, dapat dikembangkan dari dua aspek.

Dua aspek itu yakni, pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) dan Pengembangan wisata kolam air panas berskala besar.

Pemanfaatan panas bumi di daerah ini dapat bermodel EBT. Hal ini sejalan dengan yang disebut pakar  panas bumi Yunus Daud tersebut.

Menurut Yunus pengetahuan tentang panas bumi yang minim, menjadi faktor utama banyak penolakan terhadap pembangunan PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) seperti yang terjadi di Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. 

Dia menekankan, pemerintah maupun investor perlu menggencarkan sosialisasi penggunaan energi panas bumi ke masyarakat.

Energi geothermal menurut Yunus, memiliki banyak manfaat dan termasuk sumber energi yang bersih karena emisi CO2 geothermal paling kecil di antara energi-energi lain yang ada.

“Apalagi jika dibandingkan sumber energi dari fosil atau batubara,” urai Yunus.

Penulis : Rizkiansah Yakub
Editor : Rizkiansah Yakub

Komentar