Binaan ANTAM, Petani di Haltim Jadikan Serabut Kelapa Bernilai Ekonomis Tinggi

Jazirah Indonesia – Petani Kelapa di Halmahera Timur selama ini hanya menghandalkan produksi kelapanya menjadi Kopra, sedangkan serabut dan batok hanya dibiarkan menjadi limbah. Padahal limbah dari buah kelapa tersebut jika diolah, maka akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis.

Seperti yang dilakukan PT ANTAM Tbk Unit Bisnis Maluku Utara (ANTAM), melalui program pemberdayaan masyarakat, ANTAM bersama petani kelapa di Halmahera Timur, mengembangkan limbah kelapa yakni serabut kalapa menjadi produk coconet yang bernilai ekonomis tinggi.

Kegiatan pengolahan serabut kelapa menjadi produk coconet dan Cococraft  dilakukan oleh Lembaga Varamau di desa Geltoli, Kecamatan Maba yang di bentuk dan dibina oleh ANTAM.

Kegiatan Pelatihan Pengembangan produksi Cococarf

Program ini sangat membantu petani kelapa, mengingat Kabupaten Halmahera Timur, Provinsi Maluku Utara, memliliki potensi sumber daya kelapa melimpah, dengan luas lahan mencapai 13.594 hektar.

Namun, hingga saat ini, petani kelapa sebagian besar hanya menggantungkan hasil panen kelapa menjadi produk kopra. Sehingga, ketika harga kopra anjlok, petani kelapa mengalami kerugian, apalagi selama ini mereka hanya menjualnya kopra kepada pengepul.

Melalui program ini, ANTAM melakukan pelatihan dan penyuluhan serta bantuan sarana prasana kepada petani kelapa dengan membentuk kelompok tani dengan harapan dapat mendongkrak perekonomian masyarakat, melalui mengolah serabut kelapa menjadi produk coconet dan cococraft.

Di mana, hasil produk coconet dan cococraft ini, akan dipergunakan Antam untuk kegiatan reklamasi lahan bekas tambang sebagai media tanam covercrop dan sebagai media penahan erosi.

Proses pembuatan anyaman coconet dari bahan sabut kelapa dengan mesih pencacah dan mesin penyaring cocofiber,

Vice President Human Capital, CSR & Finance PT Antam Tbk Unit Bisnis Maluku Utara, Agustinus Koko Susetio, menjelaskan bahwa ANTAM melakukan inisiasi program pemberdayaan produksi coconet, sebagai salah satu bentuk keterlibatan masyarakat.

Yakni, dengan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kegiatan reklamasi lahan di area tambang. Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya kebun kelapa, katanya.

Menurutnya, dengan mengolah limbah kelapa menjadi produk bernilai ekonomis,  dapat mengurangi limbah dari serabut kelapa, serta meningkatkan pengetahuan petani kelapa melalui penyuluhan dan pelatihan secara continue.

Sehingga, produk dari limbah kelapa ini dapat mendukung kegiatan reklamasi lahan, yakni meningkatkan nilai keberhasilan kegiatan reklamasi lahan bekas tambang secara efisiensi, dan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan petani kelapa itu sendiri, urai Koko.

Untuk diketahui, ANTAM telah menginisiasi program ini sejak 2018 dengan kegiatan survey dan pemetaan potensi kelapa, dilanjutkan sosialisasi serta kegiatan pelatihan ketrampilan anyam produksi coconet pada masyarakat sekitar dan penyiapan sarana prasana produksi serta penguatan kelembagaan.

GM PT Antam Tbk UBPN Malut, Ery Budiman saat kunjungan ke Tempat Produksi Coconet

Sebagai komitmen berkelanjutan, ANTAM telah membentuk kelembagaan petani pengolah sabut kelapa dengan nama Lembaga Varamau dengan jumlah anggota 25 orang.

Untuk memudahkan mobilisasi Lembaga Varamau, ANTAM memberikan pinjaman modal usaha satu unit mobil pick up untuk operasional kelompok.

Selain itu, kelompok Varamau juga difasilitasi dua mesin Cocofiber, satu unit mesin penyaring, dan satu unit mesin press cocofiber yang mampu mengolah kulit kelapa menjadi sabut kelapa.

Lembaga Varamau juga memiliki rumah produksi dan gudang coconet yang ditunjang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5.000 watt untuk power supplay kegiatan produksi.

Melalui Lembaga Varamau ini, telah menghasilkan produk coconet periode 2019 sebanyak 705 roll dengan nilai ekonomis Rp 556.376.000, dan tahun 2020 lalu sebanyak 1.500 roll  dengan nilai ekonomi Rp.1.050.0000.000, dan memberikan manfaat rata-rata perbulan Rp 2 juta untuk satu anggota kelompok.

Berdasarkan pemetaan potensi sabut kelapa di Kecamatan Maba, Halmahera Timur, dapat menghasilkan coconet  sebesar 2.270 roll/ tahun.

Rencana pengembangan produk kedepan ANTAM tidak hanya pada serabut kelapa, namun juga pada olahan kelapa terpadu melalui diversifikasi produk cococraft  seperti cocopot, cocopit dan kompos karena produk olahan kelapa tersebut yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Penulis : M. Abdullah
Editor : Rizky Yakub

Komentar