Jazirah Indonesia – Bank Indonesia (BI) menyampaikan Hasil assesment awal pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksikan turun hingga berada pada kisaran 3,8%.
Berbeda dengan sebelumnya, BI pada Februari 2021 memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan membaik di tahun 2021, di kisaran 4,8% sampai 5,8%. Karena didukung oleh ekspor dan kondisi ekonomi global yang sudah mulai membaik.
Penurunan pertumbuhan ekonomi itu, menurut pihak BI dipengaruhi oleh pemberlakuan PPKM darurat.
“Assestment awal kami menunjukkan kalau PPKM darurat ini kita lakukan selama 1 bulan dan berhasil menurunkan Covid-19 secara secara baik, itu membuat pertumbuhan ekonomi kita akan turun menjadi sekitar 3,8%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers secara virtual, Senin (12/7/2021).
Terdapat sejumlah hal yang perlu diwaspadai akibat PPKM Darurat menurut Gubernur BI adalah menurunnya angka investasi global dan penurunan konsumsi masyarakat akibat turunnya mobilitas.
Menurut Perry, dibutuhkan langkah-langkah untuk mengantisipasi dan juga memitigasi dampak dari PPKM Darurat.
“Mobilitas manusia dan juga dampaknya terhadap konsumsi itu terus kita lakukan. Kita juga perlu lakukan antisipasi lebih lanjut,” katanya.
Proyeksi BI ini sama hal dengan yang disampaikan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir pada 6 Juli lalu.
Iskandar mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 yang mulai terjadi sejak pertengahan Juni berpotensi menghambat pemulihan ekonomi.
Karena untuk menekan lonjakan Covid-19 kata Iskandar, pemerintah terpaksa membuat kebijakan Pembatasan aktivitas masyarakat yang lebih ketat (PPKM Darurat).
“Tantangan luar biasa setelah paruh kedua Juni, lonjakan covid meningkat menyebabkan pemerintah perketat kebijakan lakukan PPKM Darurat per tanggal 3,”ujarnya dalam Webinar Mid Year 2021 Economic Outlook, Prospek Ekonomi Indonesia Pasca-stimulus dan Vaksinasi, Selasa (6/72021).
PPKM Mikro dan PPKM Darurat menurutnya, akan berimplikasi terhadap permintaan, konsumsi rumah tangga akan tertahan, investasi masih akan tumbuh terbatas dan kinerja ekspor terganggu.
Dengan demikian, Iskandar memastikan fleksibilitas APBN akan terus dijaga untuk merespon dan beradaptasi dengan dinamika pandemi covid-19.
“Oleh karena itu, stimulus untuk mendorong ekonomi melalui pengeluaran pemerintah. Bagaimana realokasi anggaran untuk (mendukung program) PEN sehingga bisa memberikan dampak berganda bagi pertumbuhan ekonomi,”katanya.
Penulis : Nazirul
Editor : Nazirul
Komentar