oleh

Oba dan Oba Tengah Penyumbang Stunting Terbesar di Tikep

Jazirah Indonesia –  Angka stunting di Kota Tidore Kepulauan (Tikep) Provinsi Maluku Utara (Malut) terhitung dari Januari hingga Juli 2021 sebanyak 235 bayi.

Angka tersebut berdasarkan data lap rutin surveilens gizi dari 10 PKM per Juni 2021, total bayi dan balita di Kota Tidore Kepulauan sebanyak 7.735.

Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Kota Tidore Kepulauan,  Nurbany H.Sangadji melalui rilis yang diterima Jazirah indonesia Kamis, (15/7.2021), Nurbany H.Sangadji menyebut dari angka tersebut, Kecamatan Oba Tengah dan Kecamatan Oba paling banyak jumlah balita dengan stunting.

Untuk Kecamatan Oba , dari jumlah balita sebanyak 1.002, terdapat 113 bayi dan balita dengan stunting. Kecamatan Oba Tengah dari jumlah balita sebanyak 724, terdapat 31 bayi dan balita dengan stunting.

Kecamatan Oba Selatan dari jumlah sebanyak 356 balita, terdapat 15 balita yang stunting. Sementara Kecamatan Oba Utara  dari jumlah balita sebanyak 1.712, terdapat 14 balita dengan stunting.

Kemudian untuk Kecamatan Tidore Utara dari jumlah balita sebanyak 1.204 terdapat 27 balita dengan stunting, Tidore Selatan dari jumlah balita sebanyak 998 terdapat 14 balita dengan stunting.

Begitu juga dengan Kecamatan Tidore dari jumlah bayi dan balita sebanyak 1.136 terdapat 13 dengan stunting. Dan Kecamatan Tidore Timur dari jumlah bayi dan balita sebanyak 603, terdapat 8 bayi dan balita dengan stunting.

Meski belum menyebut  angka penurunan, Nurbany mengklaim Kota Tidore Kepulauandi 2021 mengalami penurunan stunting, dimana jumlah bayi di Kota Tidore Kepulauan sebanyak  7.735 bayi dan balita dan yang baru melakukan pengukuran sebanyak 7.226 bayi dan balita.

“Kota Tidore mengalami penurunan angka stunting dan pada Januari hingga Juli 2021 terdapat sebanyak 235 bayi dan balita yang mengalami stunting,” kata Nurbany.

Terkait hal ini, Sekretaris Daerah Kota Tidore, Ismail Dukomalamo mengatakan, pandemi Covid-19 memberikan tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk menurunkan angka stunting.

Apalagi kata Ismail, komitmen pemerintah menurunkan angka stunting ini sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Pandemi Covid-19 menambah tantangan pemerintah untuk menurunkan prevalensi stunting, memang dari data yang dilihat hanya mencapai 6 persen. Tapi bukan berarti itu sedikit lalu dibiarkan”, Kat Ismail (10 Juli 2021) dikutip kumparan.

Bila perlu lanjutnya, harus ada strategi dan rencana khusus untuk menekan angka prevelansi stunting itu sendiri dan lebih penting Kota Tikep harus bebas dari stunting,” jabarnya.

Untuk upaya pencegahan stunting dipaparkan Nurbany, yaitu melalui intervensi spesifik dan intervensi sensitif. Dimana intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan dan intervensi sensitif dilakukan oleh multi sektor.

“Intervensi spesifik diantarnya, pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil, Pemeriksaan kehamilan standar, Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dengan kekurangan energy kronik (KEK).

Bayi baru lahir mendapatkan inisiasi menyusui dini dan bayi usia 0 – 6 bulan mendapatkan ASI secara ekslusif, Pemberian vitamin A pada balita dan pemberian makanan tambahan pada balita yang mengalami kurang gizi.

“Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin posyandu serta mendapatkan imunisasi lengkap,”urai Nurbany.

Nurbany menjelaskan, berdasarkan salinan keputusan perencanaan pembangunan nasional/ Kepala Badan Pembangunan Nasional, Nomor: KEP/10/M.PPN/HK/02/2021 tentang penetapan perluasan Kabupaten/Kota, lokasi fokus (lokus) intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2022, dan Kota Tidore Kepulauan adalah salah satu Kota lokasi fokus (lokus) stunting tersebut.

“Pada tanggal 6 Juni 2021 Pemda Tidore Kepulauan mendukung keputusan tersebut dengan mendatangani pernyataan komitmen pelaksanaan percepatan penurunan anak kerdil (stunting) antara Kota Tidore dengan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) oleh Walikota selaku penanggungjawab pelaksana percepatan penurunan stunting dan deputi bidang dukungan kebijakan pembangunan manusia dan pemerataan pembangunan,” tambahnya.

Saat ini Dinas Kesehatan Kota Tidore Kepulauan kata Dia, tengah menyiapkan kegiatan penanganan stunting (Intervensi gizi spesifik dan Intervensi gizi sensitif) pada tahun 2021 hingga 2025 dengan lokasi fokus prioritas di 40 Kelurahan dan 49 Desa.

Reporter. : H. Kamarudin
Editor : Nazirul