oleh

Pemerintah Perlu Adaptif dengan Pesatnya Pertumbuhan Ekonomi Digital

Jazirah Indonesia –  Ketua Umum Aspmintel Gusandi Sjamsudin mengatakan, pertumbuhan ekonomi digital diperkirakan akan tumbuh delapan kali lipat dari Rp 632 triliun menjadi Rp 4.531 triliun.

Salah satu langka mensuport hal ini adalah upaya meningkatkan kualitas infrastruktur jaringan menara telekomunikasi sebagai landasan ekonomi digital nasional.

Langka tersebut sementara dicanangkan Asosiasi Pengembang Infrastruktur dan Menara Telekomunikasi (Aspimtel).

“E-commerce akan memerankan peran yang sangat besar sebesar 34 persen atau setara dengan Rp 1.900 triliun,” ujar Gusandi Sjamsudin saat konferensi pers virtual, Kamis (15/7).

Gusandi mengatakan, pada 2030 B2B (business-to- business) juga diperkirakan tumbuh kurang lebih 13 persen atau setara Rp 763 triliun, health-tech diperkirakan akan menjadi Rp 471,6 triliun atau tumbuh sekitar delapan persen.

PDB Indonesia kata dia, diperkirakan tumbuh dari Rp 15.400 triliun menjadi Rp 24 ribu triliun pada 2030.

“Indonesia sebagai negara dengan ekonomi digital besar yang diperhitungkan di pasar global, pemerintah sangat perlu melakukan banyak penyesuaian terhadap kebijakan pembangunan infrastruktur nasional,” ucapnya.

Dia menyebut, pembangunan infrastruktur darat dan laut, namun infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi digital juga perlu dukungan dari pemerintah.

 “Semakin berkembang dan meningkatnya aktivitas ekonomi yang berbasis digital di negeri ini akan berdampak pada peningkatan penggunaan trafik data, sehingga membutuhkan kapasitas data yang lebih besar lagi,” katanya.

Kehadiran menara telekomunikasi kata Gusandi, tanpa disadari telah berjasa dalam memenuhi kebutuhan layanan data seluler dan menjamin adanya konektivitas sebagai unsur utama dalam kegiatan ekonomi digital.

Menara telekomunikasi menjadi syarat utama agar sinyal yang dipancarkan perangkat Base Transceiver Station (BTS) dapat menjangkau masyarakat seluas-luasnya.

“Terdapat dua bentuk infrastruktur pendukung aktivitas ekonomi digital yang telah dirasakan oleh masyarakat saat ini. Bentuk yang pertama adalah ekonomi digital yang berbasis konektivitas teknologi selular (mobile). Kedua adalah yang berbasis konektivitas internet.” paparnya.

Dijelaskan, bentuk pertama dimanfaatkan oleh para pelaku mobile e-commerce karena jangkauan sinyal layanan jaringan yang lebih luas yang terpancar melalui menara-menara telekomunikasi.

Sedangkan bentuk kedua untuk aktivitas statis seperti WiFi, broadband internet, dan sebagainya.
Olehnya dibutuhkan dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan infrastruktur menara telekomunikasi diharapkan, baik dari segi regulasi yang disederhanakan hingga sosialisasi ke masyarakat.

“Pentingnya kehadiran menara telekomunikasi untuk mendukung tumbuhnya industri ekonomi digital yang efisien dan merata diseluruh wilayah Indonesia,”sebutnya.

Penulis : Rizkyansah Yakub
Editor : Rizkyansah Yakub

Komentar