Meski Tawaran Menarik, Rencana Pembangunan Semelter Tembaga di IWIP Gagal

Jazirah Indonesia – Meskipun negosiasi antar  PT Freeport Indonesia dengan Tsingshan Holding Group China untuk pembangunan smelter tembaga di Weda Bay, Halmahera Tengah Maluku Utara Malut) sudah berjalan beberapa bulan, namun diinformasikan gagal.

Kegagalan itu dipastikan Vice Presiden Coorporate Communication Freeport Indonesia Riza Pratama. 

Padahal, menurut Share and Stocks, pada bulan Mei lalu, Presiden Mind Indonesia Orias Petrus Moedak mengungkapkan Tsingshan telah menawarkan proposal yang lebih menarik dalam hal arus kas.

 “Freeport tidak dapat mencapai kesepakatan dengan Tsingshan untuk membangun smelter,” kata Pratama dikutip Kontan.co.id, Jumat (16/07/2021).

Pada bulan Mei lalu, Presiden Mind Indonesia Orias Petrus Moedak mengatakan, Tsingshan telah menawarkan proposal yang lebih menarik dalam hal arus kas.

Disebutkan, kisaran investasi proyek smelter di Weda Bat ini mencapai 2,5 miliar dolar AS atau setara Rp 36,2 triliun.

Sedangkan kapasitas smelter yang telah diproyeksikan dapat mengolah 2,4 juta ton konsentrat tembaga (input).

Sesuai komitemen Freeport saat melakukan divestasi tahun 2018 silam, pihak perusahaan lebih memilih melanjutkan pembangunan smelter di Gresik yang tertunda akibat pandemi. 

Sementara Tsingshan, perusahaan konstruksi Jepang Chiyoda International berhasil memenangkan kontrak untuk merancang dan membangun smelter di Gresik di Jawa Timur.

Terkait hal itu, direktur PT Chiyoda Internastional Indonesia Naoto Tachibada mengatakan perusahaanya memiliki komitmen agar bisa berkontribusi bagi Indonesia lewat pembangunan smelter di Gresik. 

“Penandatanganan kontrak ini menandakan teguhnya komitmen PT Chiyoda International Indonesia untuk turut berkontribusi bagi Indonesia. Kami memastikan proyek ini dapat diselesaikan tepat waktu,” ujar Tachibada dikutip kompas,com

Tachibada mengatakan, pembangunan Smelter Freeport di Gresik ini pada awalnya direncanakan sebesar 2 juta ton dengan investasi senilai 3 miliar dolar AS.  Kapasitas tersebut, saat ini dipangkas menjadi 1,7 juta ton. Untuk 300.000 ton ditutupi melalui pengembangan smelter tembaga eksisting di PT Smelting. 

Penulis : Nazirul
Editor : Nazirul



Komentar