oleh

Cerita Warga Tidore Timur Akses Internet: Mengais Jaringan dari Ternate

Jazirah Indonesia – Di masa kini, internet sudah jadi kebutuhan bagi banyak orang, terutama di perkotaan, hampir di semua tempat orang dengan mudah bisa mengakses internet kapan saja.

Namun, tidak dengan warga Kelurahan Mafututu dan Jiko Cobo, Kecamatan Tidore Timur, Kota Tidore Kepulauan. Untuk menikmati jaringan internet, mereka harus punya cara tertentu.

Dodi Latif, warga Mafututu, mengaku harus ke pantai agar memperoleh jaringan internet dari tower, yang terpasang di Kota Ternate.

“Bahkan jaringan 4G saja sulit, hanya muncul satu garis. Jadi kalau mau online, harus ke pantai,” aku Dodi kepada Jazirah.id Jumat (3/9/2021).

Upaya lain adalah membeli voucher internet pada pengusaha wifi dengan sistem tembak dari Sofifi, Tidore Kepulauan.

“Harganya Rp5.000 dengan masa aktif 6 – 10 jam. Itu pun radiusnya hanya 20 meter,” katanya.

Namun kondisi itu seakan hanya berlaku di waktu malam. Tidak pada siang hari yang lebih cenderung sulit.

“Jadi mahasiswa yang kemarin ada pemberlakukan kuliah online, terpaksa harus ke wilayah kota,” ungkapnya.

Persoalan jaringan internet di wilayah Tidore Timur diakui RA, salah satu teknisi indihome PT Telkom Ternate yang meminta namanya diinisialkan.

“Untuk jaringan internet di Mafututu dan Jiko Cobo biasa diperoleh dari Ternate. Tapi itu pun kurang bagus, lambat,” ungkapnya.

Selain Mafututu dan Jiko Cobo, lanjut RA, kondisi yang sama juga terjadi di Kelurahan Tosa.

“Untuk Tosa biasa diperoleh di Pulau Tidore sendiri, lalu Sofifi dan Sidangoli (Kabupaten Halmahera Barat),” paparnya.

“Itu juga kurang stabil. Jangankan Tosa, Mafututu dan Jiko Cobo, jaringan 4G di sebagian titik wilayah perkotaan parah sekali,” tambah RA.

Nama Tosa sendiri adalah akronim atau gabungan dari tiga nama perkampungan, yakni Tomadau, Surumalao dan Akesahu.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Yusuf, mengaku sudah mengusulkan ke Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kemenkominfo) pada 2020.

Dari 49 titik yang diusulkan, kata dia, Kemenkominfo lewat Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) hanya merealisaiskan 7 titik.

Tidore Timur memperoleh 5 titik dengan kategori 1 atau dalam proses, di antaranya Puskesmas Pembantu (Pustu) Kalaodi, Pustu Jiko Cobo, Pustu Mafututu, Puskesmas Rawat Inap Tosa, dan Kantor Lurah Kalaodi.

Menurut dia, walaupun pemasangan perangkat jaringan internet di kantor desa atau pustu, tapi jangkauan jaringan internet bisa diakses masyarakat.

“Karena dipasang dua, satu di dalam ruangan dan satunya lagi di luar,” kata Yusuf.

Sekretaris Diskominfo Tidore, Budi Mustafa, menambahkan, pihaknya hanya mengusulkan. Tapi yang menentukan adalah kementerian.

“Dan yang diprioritaskan kementerian adalah sarana kesehatan, pendidikan, dan pemerintahan,” katanya.

Ditemui terpisah, Wali Kota Tidore Kepulauan, Ali Ibrahim, mengaku sudah memerintahkan pihak Diskominfo untuk berkoordinasi dengan PT Telkom di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

“Terkait pemasangan tower di wilayah Tidore Timur,” singkat Ali usai menghadiri rapat paripurna di gedung DPRD Kota Tidore, Jumat (3/9).

Penulis. : Nurkholis Lamaau
Editor : Nurkholis Lamaau

Komentar