Pemanfaatan Marketing Online Dalam Penjualan Produk KTH

Oleh :  Aksariyani Aman, S.Hut

(Penulis adalah salah satu Pejabat Fungsional Penyuluh Kehutanan di Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara)

banner 1200x520

Pandemi Covid-19 yang berkepanjang juga berdampak pada pembinaan dan pendampingan Kelompok Tani Hutan (KTH). Pendampingan yang dilakukan secara langsung oleh penyuluh kehutanan tidak bisa berjalan maksimal lantaran kebijakan pembatasan ruang gerak untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Di sisi lain, para penyuluh kehutanan dituntut harus tetap membina dan mendampingi KTH dalam pengembangan pengetahuan, sikap maupun prilaku mengelola usaha kehutanan, sehingga tak hanya berorientasi pada peningkatan ekonomi semata, tetapi bisa menimbulkan rasa kepedulian dan partasipasi masyarakat dalam pelestarian hutan dan lingkungan.

Salah satu upaya yang dilakukan penyuluh kehutanan di masa pandemi adalah selalu berinteraksi dengan KTH binaannya secara virtual untuk mendorong produktifitas yang berimplikasi pada kesejahteraan para petani itu sendiri.

Dalam situasi pandemi, pendampingan KTH dalam mengolah maupun memasarkan produk mereka tentunya ikut terkendala. Namun, berkembanya teknologi saat ini, banyak cara bisa dilakukan, khususnya dalam memasarkan produk hasil dari KTH. Salah satunya, dengan marketing online di platform digital.

Mengapa Harus Marketing Online?

Di era disruption ini, kita tak bisa lagi hanya mengandalkan cara-cara penjualan offline. Dimana banyak platform berbasis online setiap tahunnya menunjukan grafik peningkatan. Tengok saja, Gojek. Sudah berapa lama berdiri dan berapa valuasi yang dimilikinya di bandingan Garuda Indonesia, Maskapai  penerbangan Nasional Indonesia.

Pada tahun 2019 saja, berdasarkan data CB Insight, Gojek bervaluasi 10 miliar dollar AS atau setara dengan Rp142 triliun.  Hal ini membuat valuasi Gojek 14 kali lipat dari kapitalisasi pasar maskapai penerbangan  Garuda Indonesia yang berada di angka Rp 11,07 triliun.  Padahal, Garuda Indonesia memiliki 142 pesawat dan aset senilai 4,5 miliar dollar AS, sementara Gojek tak memiliki 1 unit motorpun untuk mengoperasikan bisnisnya. Fantastis Bukan!

Menurut guru besar Universitas Indonesia, Rhenald Kasali, analisis bisnis di era digital sudah berubah.  Saat ini, aset tak lagi tangible seperti yang dimiliki oleh Garuda Indonesia. Sedangkan Gojek memiliki asset intangible berupa brand, skill, inovasi dan keterampilan yang akhirnya dapat menciptakan platform berbasis ekosistem.

Di tahun 2021, Gojek dan Tokopedia yang juga merupakan marketplace online bergabung menjadi Go To.  Valuasi Go to Rp.257 triliun, kontribusi Rp 314 triliun.  Jadi Bisa dibayangkan bagaimana luar biasanya menjalankan bisnis berbasis online.

Bagimana cara penyuluh kehutanan membina KTH dalam membentuk tim bisnis marketing berbasis online? Berikut tips marketing online khususnya di WhatsApp. Apakah menghasilkan? Insya Allah menghasilkan, tips ini adalah hasil belajar dan praktek yang sudah  penulis lakukan secara pribadi. 

  1. Bentuk Tim Penjualan (dalam hal ini KTH, minimal ada beberapa anggota KTH yang bisa menggunakan WhatsApp)
  2. Booking waktu untuk melakukan sharing Via Zoom Meeting (siapkan Link serta jadwal bimbingan dan latihan online)
  3. Siapkan konten/gambar produk KTH (Dibuat semenarik mungkin, bisa berupa Foto yang diedit menggunakan applikasi pengeditan gambar, penulis sendiri menggunakan applikasi Canva)
  4. Mendownload applikasi penunjang lainnya seperti RajaOngkir untuk kepentingan pengiriman produk
  5. Sebaiknya menggunakan WhatsApp Business, karena applikasinya lebih lengkap dibandingkan Whatsapp (dilengkapi fitur katalog dll) untuk penjualan dan lebih profesional
  6. Siapkan Nomor rekening bank KTH untuk memudahkan transaksi
  7. Mulai mengajarkan KTH berjualan Online via Whatsapp

Adapun para KTH yang ingin mandiri membentuk tim marketing online nya sendiri, berikut tips berjualan produk KTH dengan menggunakan Whatsapp.

1. Perbanyak nomor kontak dan terus perbanyak kontak.

Mengapa jumlah Kontak begitu penting? Karena kontak adalah calon konsumen yang akan membeli dari kita (tips memperbanyak kontak wa akan di sharekan di artikel yang akan datang, insya Allah akan di sharekan cara memperbanyak kontak dengan cara Legal saja ya…

2. Bangun hubungan/interaksi. 

Seringlah menyapa teman, komen atau emoticon story teman Wa Anda. Mengapa ini penting?  Yah, karena no interaksi, no transaksi!

3. Mainkan story/status Wa. 

Jangan membagi story di waktu bersamaan sekaligus, beri jeda 30 menit s.d 1 jam tiap story.

4. Selingi dengan Konten non Jualan. 

Mengapa ini penting?  Karena pada dasarnya setiap orang tidak ingin dijuali, tidak ingin diiklani, tidak ingin dipromosikan jualan.  Orang akan bosan melihat status jualan secara terus menurus.

5. Sesekali Broadcast. 

Ingat! Jangan keseringan, seminggu atau 2 minggu sekali, jika keseringan, bisa berakibat teman Wa anda merasa terganggu, bisa berujung pemblokiran lho…

6. Fast Respon.

Jika terlalu lama merespon, pelanggan akan kehilangan minat dan bisa pindah ke penjual lain yang fast respon.

Demikian yang bisa penulis share-kan semoga bermanfaat.  Jika selama ini kita hanya bisa menjadi Buyer di masa pandemi, maka sudah saatnya kita, baik penyuluh kehutanan maupun KTH binaan harus bisa mendapat penghasilan dari dunia online.

(Isi tulisan ini sepenuhnya adalah tanggungjawab penulis)

Komentar