Jazirah Indonesia – Berkat keuletan dan keseriusan para petani kelapa yang terhimpun dalam Lembaga Varamau di Kecamatan Maba Kabupaten Halmahera Timur (Haltim), produk Coconetnya mulai diminati konsumen luar Haltim.
Produk Coconet yang diolah petani kelapa dari limbah serabut kelapa ini menjadi produk yang digunakan sebagai media tanam pada lahan reklamasi.
Selama ini pemasaran produk Coconet hanya untuk memenuhi kebutuhan reklamasi tambang PT ANTAM Tbk UBPN Maluku Utara. Namun sekarang, kebutuhan Coconet semakin meningkat dengan adanya permintaan dari luar Haltim.
Sebagaimana pada Juam’at (15/10/21), Lembaga Varamau melakukan pengiriman perdana produk coconet hasil produk mereka sebanyak 5.000 meter persegi untuk memenuhi kebutuhan PT. Nusa Halmahera Minerals (NHM) yang beroperasi di Gosowong Kabupaten Halmahera Utara.
Dimana, Produk coconet yang dikirim ke PT. NHM akan digunakan untuk media tanam pada lahan-lahan bekas penambangan milik PT. NHM.
General Manager PT ANTAM Tbk UBPN Maluku Utara Ery Budiman sebagai pihak yang selama ini melakukan inisiasi melalui program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat (PPM) melalui pembinaan dan pendampingan kepada Lembaga Varamau, berharap dengan pengiriman perdana ini akses pasar untuk produk coconet semakin terbuka sehingga petani mendapatkan keuntungan dari kegiatan pemanfaatan limbah kelapa.
Melalui releasenya kepada media ini, Ery mengatakan bahwa ANTAM mendorong askses pasar yang lebih luas, tidak hanya untuk kebutuhan local dan regional Maluku Utara, tapi juga antar propinsi dan pasar ekspor.
Ia menambahkan, Halmahera Timur memliliki potensi sumber daya kelapa melimpah, dengan luas lahan mencapai 13.594 hektar.
Dengan potensi yang ada, ANTAM melakukan inisiasi program pemberdayaan produksi coconet, sebagai salah satu bentuk keterlibatan masyarakat dengan pemanfaatan sumberdaya lokal untuk kegiatan reklamasi lahan di area tambang.
“Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber daya kebun kelapa, agar petani mendapatkan keuntungan”, kata Ery.
Untuk diketahui, Antam telah menginisiasi program ini sejak 2018 dengan kegiatan survey dan pemetaan potensi kelapa, dilanjutkan sosialisasi serta kegiatan pelatihan ketrampilan anyam produksi coconet pada masyarakat sekitar dan penyiapan sarana prasana produksi serta penguatan kelembagaan.
Sehingga, terbentuk Kelompok Tani Varamau dengan jumlah anggota awal 25 orang dan terus bertambah menjadi 37 orang. Jumlah mitra petani kelapa terlibat dalam supplay kebutuhan sabut kelapa sebanyak 49 orang.
Lembaga Varamau difasilitasi dua mesin Cocofiber, satu unit mesin penyaring, dan satu unit mesin press cocofiber yang mampu mengolah kulit kelapa menjadi sabut kelapa.
Kelompok Tani Varamau juga memiliki rumah produksi dan gudang coconet yang ditunjang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan kapasitas 5.000 watt untuk power supplay kegiatan produksi agar selalu berjalan lancer.
Pada tahun 2019 LembagaVaramau telah memproduksi sebanyak 35.250.000 meter persegi coconet dengan nilai ekonomis Rp 556.376.000, dan tahun 2020 lalu sebanyak 75.000 meter persegi coconet dengan nilai ekonomis Rp.1.050.0000.000 dan sampai periode Q3 2021 sebanyak 60.300 meter persegi dengan nilai ekonomi sebesar Rp.844.200.000.
Petani kelapa dan pengrajin coconet mendapatkan tambahan pendapatan signifikan dari penjualan sabut kelapa, tempurung, dan produk-produk turunan kelapa lainnya.
Kedepan ANTAM mengajak seluruh stakeholders untuk bersinergi dan berkolaborasi mengembangkan industry kelapa terpadu sehingga semua potensi tanaman kelapa mulai dari sabut, tempurung, buah kelapa, air kelapa dan bagian-bagian dari kelapa lainya memberikan nilai tambah untuk menggerakan ekonomi local.
“Perguruan tinggi, pemerintah, perusahaan dan masyarakat dan media dapat bersinergi untuk mewujudkan hal tersebut”, tutup Ery Budiman.
Sumber: Release
Komentar