Jazirah Indonesia – KH Yahya Cholil Staqu atau dikenal dengan Gus Yahya telah meraih suara terbanyak pada pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) 2021-2026.
Dimana pemilihan tersebut dimulai dengan proses penjaringan lewat pemungutan suara bakal calon ketua umum (Bacalon).
Gus Yahya meraih suara 327 dan KH Said Aqil Siroj berada di urutan kedua dengan jumlah suara 203.
Keputusan tersebut belum final, nantinya kedua calon yang telah bersedia ini didiskusikan oleh pimpinan sidang kepada Rais Aam terpilih, yang mana itu adalah KH Miftachul Akhyar.
Pimpinan Wilayah dan Pimpinan Cabang yang menggunakan suaranya sebanyak 552 dalam proses penghitungan suara bacalon Ketum PBNU pada Muktamar ke-34 NU yang digelar di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021).
Pemantauan melalui Youtube PBNU Channel, kondisi di lokasi masih tampak ramai dengan lantunan salawat dikumandangkan.
Pesebaran suara dari total 552 suara untuk Bacalon Ketua Umum PBNU:
- Yahya Cholil Staquf: 327
- Said Aqil Siroj : 203
- As’ad Said Ali: 17
- Marzuki Mustamar: 2
- Ramadan Bayo: 1
- Abstain: 1
- Batal: 1
Sosok Gus Yahya
Dari berbagai sumber, menyingkap seorang KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, bukan orang baru di tubuh ormas Islam terbesar di Indonesia itu. Dia lahir di Rembang Jawa Timur, 16 Februari 1966.
Dia juga mengasuh pondok pesantren Raudlatul Thalibin, Leteh, Rembang. Panggilan Gus setelah namanya sendiri adalah panggilan khas dari Pesantren untuk memanggil nama anak seorang kiai atau pengasuh pesantren.
Gus Yahya tumbuh di lingkungan yang lengket dengan organisasi NU. Ayahnya adalah tokoh NU yang disegani bernama KH Cholil Bisri. Bersama Gus Dur, KH Cholil Bisri adalah pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Gus Yahya dikenal sebagai kiai, ulama dan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan saat ini menjabat sebagai Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Peraih suara terbanyak di pemilihan Ketum Pengurus Besar PBNU 2021-2026 ini pernah menimba ilmu di pesantren dan dia adalah murid KH. Ali Maksum di Madrasah Al-Munawwir Krapyak, Yogyakarta.
Di jenjang pendidikan tinggi, Gus Yahya tercatat pernah menempuh pendidikan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
Saat menjadi mahasiswa, dia juga aktif dalam Organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Yogyakarta.
Kiprah Yahya Cholil Staquf di NU adalah sebagai Sekretaris Umum Katib Syuriah PBNU sejak 2015 hingga sekarang. Kemudian, di kancah perpolitikan,
Gus Yahya pernah menjadi juru bicara Presiden RI KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Lalu, pada 31 Mei 2018, Gus Yahya dilantik oleh Presiden Jokowi menjadi Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Pada tahun 2014, Gus Yahya tercatat menjadi salah satu inisiator pendiri institut keagamaan di California, Amerika Serikat yaitu Bayt Ar-Rahmah Li adDa’wa Al-Islamiyah rahmatan Li Al-alamin yang mengkaji agama Islam untuk perdamaian dan rahmat alam.
Dia juga dipercaya menjadi tenaga ahli perumus kebijakan pada Dewan Eksekutif Agama Agama di Amerika Serikat – Indonesia yang didirikan berdasarkan perjanjian bilateral.
Dimana perjanjian itu ditandatangani oleh Presiden Obama dan Presiden Jokowi pada Oktober 2015 untuk menjalin kemitraan strategis antara Amerika Serikat dan Indonesia.
Di kancah internasional juga, Gus Yahya juga pernah didaulat sebagai utusan GP Anshor dan PKB untuk jaringan politik tersebar di Eropa dan Dunia, Centrist Democrat International (CD) dan European People’s Party (EPP).
American Jewish Committee (AJC) pernah mengundangnya berpidato tentang resolusi konflik keagamaan di sana dan menawarkan gagasan bernas.
Komentar