Jazirah Indonesia – Harga minyak goreng belakangan meresahkan ibu-ibu rumah tangga, karena komoditas ini setiap hari digunakan untuk keperluan dapur.
Seiring kondisi naiknya harga minyak goreng tersebut, Kementerian Perdagangan pernah mengatakan, harga komoditas minyak goreng stabil untuk memenuhi bahan kebutuhan pokok. Pernyataan ini dinilai berbalik oleh Anggota Komisi VI DPR RI Nevi Zuairina.
“Kenaikan harga minyak goreng ini sudah sangat meresahkan. Meski Kementerian Perdagangan mengatakan harga komoditas minyak goreng stabil untuk memenuhi bahan kebutuhan pokok, tapi kenyataannya, ibu-ibu rumah tangga ini sangat menjerit” kata Nevi melalui siaran persnya beberapa waktu lalu.
Dia bahkan memintan untuk turun ke lapangan dan membuktikan, akan banyak ditemui harga minyak goreng sudah di atas HET (Harga Eceran Tertinggi).
Harga minyak goreng naik 6-11 persen sepanjang bulan Oktober 2021 lalu, disebutkan akibat dari kenaikan harga CPO sebesar 44,03 persen (Harga Oktober 2021 dibanding Oktober 2020), mesti ada gerakan cepat untuk menghentikan semakin lajunya kenaikan CPO ini.
Dengan kondisi harga minyak goreng yang masih tinggi hingga saat ini, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan pemerintah terus berupaya menstabilkan harga minyak goreng yang masih tinggi.
Pemerintah kata Dia, menargetkan harga komoditas itu Rp 14 ribu per liter pada Rabu, 19 Janauri 2022.
“Ditargetkan nanti pada hari Rabu seluruh minyak goreng baik yang packing premium maupun yang packing sederhana harganya Rp 14 ribu,” katanya setelah menghadiri perayaan HUT ke-62 Ormas MKGR di Hotel Claro Makassar, Minggu (16/1/2022) malam.
Lanjutnya, sejumlah langkah saat ini tengah dilakukan pemerintah untuk menurunkan harga minyak goreng, seperti melakukan operasi pasar di sejumlah daerah. “Operasi pasar sudah berjalan di harga Rp 14 ribu”, tambahnya.
Airlangga mengatakan, selain minyak goreng, operasi pasar juga digelar dengan menjual komoditas lain, seperti beras, telur, bawang yang didukung oleh Bulog serta pemegang kebijakan di Jawa Timur.
Komentar