Jazirah Indonesia – Burung endemik bernama Junai Emas termasuk ke dalam keluarga merpati-merpatian dan memiliki nama latin Columbidae. Burung yang berukuran sekitar 32-35 cm ini gemar bersarang secara ekslusif di pulau-pulai kecil tak berpenghuni, seperti di Pulau Jiew, Desa Maliforo, Halmahera Tengah, Maluku Utara.
Burung yang sejatinya hidup di dalam hutan dengan ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut ini ternyata keberadaanya terancam karena penangkapan yang masif dan berstatus mendekati terancam atau Near Threatened menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN). Bahkan hewan ini termasuk hewan yang dilindungi berdasarkan Permenhut Nomor: P.108 tahun 2018.
Dalam upaya mendukung pengelolaan konservasi di wilayah yang menjadi habitat alami burung tersebut, Taman Nasional Aketajawe Lolobata bersama beberapa institusi terkait menggandeng perusahaan negara yaitu PT Antam Tbk Unit Bisnis Pertambangan Nikel yang beroperasi di Halmahera Timur, Maluku Utara pada tanggal 16 Februari 2022.
“Sebagai perusahaan yang memperhatikan keberlanjutan di sekitar wilayah operasi, Antam senantiasa berpartisipasi dalam program adopsi sarang Junai Emas demi menjaga dan melestarikan eksosistem burung tersebut di Pulai Jiew,” ungkap Yulan Kustiyan, Corporate Secretary PT Antam.
Di Pulau Jiew sendiri hidup sebanyak 5.400 ekor burung Junai Emas serta 4.000 sarang dan merupakan lokasi berkembang biak dan menjadi pulau terluas dalam kegiatan pemantauannya.
Junai emas jantan memiliki helai bulu pada leher yang lebih panjang daripada junai emas betina. Sementara anak junai emas memiliki warna dominan abu-abu kehitaman dan belum memiliki helai bulu panjang pada leher. Mereka memiliki satu butir telur saat bersarang.
Dalam program ini, orang tua asuh contohnya PT Antam Tbk akan mendapatkan data perkembangan setiap 2 minggu serta laporan pekembangan sarang berupa foto dan video.
“Terima kasih kepada PT Antam Tbk yang telah bersedia menjadi orang tua asuh sarang burung Junai Emas. Kami siap menjaga sarang burung Junai Emas di Pulau Jiew ini,” ujar Akhmad David Kurnia Putra selaku Inisiator Program Adopsi Sarang Junai Emas.
Komentar