Jazirah Indonesia – Adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) minyak goreng ke masyarakat, tidak serta merta menyelesaikan masalah minyak goreng, malah memanjakan mafia.
Ini disampaikan Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution, Ronny P. Sasmita.
Dia mengatakan, jika memang ada mafia minyak goreng, walaupun faktanya justru tidak ada mafia yang didakwa, dana BLT minyak goreng untuk 20 jutaan masyarakat plus 2,5 juta pedagang gorengan akan pindah ke saku mafia tersebut melalui mekanisme harga pasar.
“Jadi aneh toh! Pemerintah menyalahkan mafia, tapi justru dengan BLT Minyak Goreng pemerintah malah memanjakan mafia yang telah dituduh memainkan harga selama ini,” ujar Ronny dalam keterangannya, Kamis (7/4/2022), dilansir merdeka.com.
Namun lanjutnya, boleh jadi masalah selesai karena masyarakat akhirnya terhibur dengan uang cash Rp 300.000. Tapi mafia jadi-jadian versi Menteri Perdagangan tetap dapat cuan dari harga pasar.
“Semuanya senang toh. Namun apakah berhasil mengatasi tingginya harga minyak goreng? Jelas tidak jawabannya. Justru kebijakan BLT minyak goreng membuat peta besar kebijakan minyak goreng nasional menjadi semakin absurd,” jelasnya.
Selain itu, BLT minyak goreng justru akan bertentangan dengan jurus kambing hitam pemerintah tempo hari.
Dengan kata lain, BLT minyak goreng adalah jurus halus pemerintah untuk menyenangkan para mafia minyak goreng yang digadang-gadang oleh menteri perdagangan sebagai biang kerok kenaikan harga dan kelangkaan supply.
“Melalui perantara 20 jutaan masyarakat dan 2,5 juta pengasong penerima BLT. Bukankah menjadi sangat absurd?” ujarnya.
Komentar