oleh

Cara Kades Ahmad Ayub Memajukan Desa Mare Kofo

Jazirah Indonesia –  Kepala Desa (Kades) Mare Kofo, Ahmad Ayub menyatakan penting mengembangkan desanya dengan strategi pengembangan yang memperhitungkan beberapa hal, agar desanya memiliki daya saing.

Kondisi geografis menjadi perhitungan utamanya, disamping aspek sosial budaya dan potensi sumber daya ekonomi yang ada di desa tersebut sebagai dasar untuk menghadirkan pelayanan.

Pertimbangan itu katanya, karena posisi desa Mare Kofo yang berada di sebuah pulau terpisah, sebelah barat pulau Tidore yang tak satu daratan dengan lainnya di wilayah Kecamatan Tidore Selatan Kota Tidore Kepulauan.

Menurut Kades yang dilantik pada Agustus 2021 lalu ini, interaksi dengan masyarakat luar di desanya sendiri, dipikirkannya dapat memperluas interaksi sosial budayanya dan akses ekonomi yang berdampak pada peningkatan taraf hidup masyarakat desa ini.

“Yang perlu diletakan awal adalah bagaimana secara sosial  budaya, masyarakat Mare Kofo bisa berinteraksi dengan masyarakat lain di daerahnya sendiri, yakni dengan memanfaatkan potensi yang ada untuk membuat daya tarik orang berkunjung ke Mare Kofo”, kata Achmad kepada  Jazirah Indonesia beberapa waktu lalu.

Ahmad kemudian memaparkan dua hal, pertama memperhatikan pekerjaan sehari-hari masyarakat Mare Kofo yang sebagian besar sebagai nelayan dengan didukung oleh potensi sumber daya perikanan di desa tersebut. Maka lanjutnya, perlu dilakukan pemberdayaan untuk peningkatan produktifitas.

Kedua, lanjutnya, memanfaatkan alam desa Mare Kofo yang memberikan nilai eksotis untuk pengembangan pariwisata berbasis desa.

“Masyarakat nelayan di desa ini menjadi perhatian awal untuk diberdayakan lagi, kedua, beberapa spot eksotis direncanakan menjadi destinasi wisata andalan”, kata kepala desa termuda di Kota Tidore kepulauan ini.

Dari sini sambung Ahmad, masyarakat didorong untuk  berperan aktif yakni sebagai palaku usaha dengan memanfaatkan jasa wisata dan produk perikanan.

Kelancaran kedua hal tersebut kata Dia, diharapkan dapat berdampak pada ramainya kunjungan orang dari luar.

Hal itu dapat dinyatakan sambungnya, tentu perlu didukung juga dengan ketersediaan dan akses terhadap pelayanan dasar dan transportasi penyebrangan umum. Dimana menurutnya, hal ini juga tengah dikembangkan.

Untuk potensi wisata desa Mare Kofo diuraikan Ahmad yakni, hutan Mangrove yang mengapik desa tersebut, wisata bahari meliputi bawah laut, pantai dan Kahiya Masolo yang sudah terkenal.

Dengan potensi yang ada kata Ahmad, pihaknya mempunyai rencana membangun fasilitas-fasilitas pendukung wisata secara bertahap sesuai grand desain yang dibuat.

Keterlibatan dirinya sebagai aparat desa di periode sebelumnya, telah dibangun sarana rekreasi anak-anak atau taman bermain dan lainnya. Lanjutn Dia,  akan dikembangkan lagi fasilitas pendukung wisata pada beberapa spot.

“Di tahun 2022 ini  recananya mau mengadakan tempat inap tradisional atau Cottage sebanyak 6 unit, payung pantai sebanyak 15 unit, peralatan selam serta rencana pengadaan Jet Ski”, kata Ahmad.

Semua rencana ini sambungnya, tentu membutuhkan anggaran yang besar, sehingga target anggaran tidak semua dibebankan kepada APBDes. Akan tetapi, sesuai RPMJMdes, menggunakan dana sharing APBD dan APBN, yang nantinya disiasati melalui sharing program dengan instansi mitra.

“Iya perencanaan ini target anggarannya,  tidak hanya membebani APBdes, karena APBDes membebani semua sektor di desa, dari pendidikan hingga kesehatan”,jelas Ahmad.

Kedua, kata Dia, pemberdayaan masyarakat nelayan desa Mare Kofo. Point ini termasuk uraian visinya selain pariwisata,  karena  sebagian besar mata pencaharian masyarakat Mare Kofo saat ini sebagai nelayan.

“Visi saya termasuk berupaya melakukan pemberdayaan masyarakat nelayan, sebagai langka pengembangan ekonomi kreatif  untuk bisa membentuk ekonomi mereka yang mandiri.

Pemberdayaan masyarakat kata Ahmad, tentu dilakukan dengan pemberian pelatihan-pelatihan penggunaan alat tangkap yang modern serta terkait lainnya.

“Semua yang dilakukan dengan target agar masyarakat dapat mendatangkan penghasilan secara mandiri, dapat menghidupi keluargnya, dapat menyekolahkan anak dan secara langsung dapat meningkatkan pendapat desa”, ujarnya.

Semua perencanaan tersebut dapat terealisasi kata Ahmad, tentu membutuhkan sinergisitas antara penyelenggara desa dengan masyarakat di desa ini.

Komentar