oleh

Dampak Rendahnya Literasi Diperhadapkan Dengan Metaverse

Jazirah Indonesia – Pengamat budaya dan komunikasi digital Firman Kurniawan mengatakan, Rendahnya literasi digital di Indonesia bisa berdampak negatif ketika nanti Indonesia dihadapkan pada meta universe atau metaverse .

Kominfo disebutnya, literasi digital di Indonesia masih dalam tingkat sedang dan belum mencapai status literasi yang baik.

Firman lantas menukil buku The Network Society karangan Manuel Castells pada tahun 2000 yang berbicara banyak tentang warna perkembangan teknologi informasi, termasuk metaverse.

Baca juga: Metaverse, Dunia Virtual Futuristik

”Manuel Castells mengatakan bahwa ruang eksistensi dan waktu eksistensi kita berpindah dari ruang nyata ke ruang aliran space of flows atau jejaring internet,” kata Firman beberapa lalu.

”Di metaverse kita menempati waktu di dalam waktu (timeless time). Kita akan semakin memisahkan diri kita ke dalam perangkat dan aplikasi digital”, ujarnya.

Dia menambahkan, kita diberi hak untuk jadi diri kita yang lain, diperbolehkan melakukan transaksi dengan dampak ekonomi, hingga melakukan kegiatan politik. Ini adalah kenyataan yang tidak bisa dihindari.

Meski b egitu, yang terjadi kemudian metaverse akan menimbulkan masalah-masalah baru yang membingungkan.

Dia memisalkan dengan pertanyaan,  bisakah kejahatan di metaverse dituntut dan di adili di ruang analog?. Disini terdapat ketidakjelasan akan menjadi warna dalam kehidupan metaverse.

”Di metaverse batas antara milik saya dan milik Anda, yang resmi dan tidak resmi, yang diundangkan dan tidak diundangkan, akan melebur jadi satu,” ujarnya.