Jazirah Indonesia – Kementerian Investasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat nilai investasi asing yang masuk di Provinsi Maluku Utara pada semester pertama tahun 2024 mencapai 2,8 miliar dolar.
BKPM melaporkan, nilai Penanaman Modal Asing (PMA) yang masuk ke Maluku Utara ini merupakan akumulasi dari jumlah realisasi investasi sepanjang semester I-2024 di Indonesia. Tercatat PMA yang masuk ke Indonesia pada semester I mencapai Rp 829,9 triliun atau naik 22,3 persen (yoy) dari tahun lalu.
Menurut BKPM, realisasi ini telah mencapai 67 persen dari total target Renstra sebesar Rp 1.239,3 triliun dan 50,3 persen dari target Presiden Jokowi, yakni Rp 1,650 triliun.
Dengan capaian realisasi tersebut, penyerapan tenaga kerja mencapai 1.225.042 orang. Dari total realisasi Rp 829,9 triliun, sebanyak 50,8 persen atau Rp 421,7 triliun merupakan penyertaan modal asing (PMA) dan sisanya Rp 408,2 triliun atau 49,2 persen adalah penyertaan modal dalam negeri (PMDN).
Pada semester I-2024 ini, PMA naik 16,1 persen secara tahunan dan PMDN juga meningkat lebih tinggi yakni 29,4 persen.
Jika dilihat dari geografis, sebanyak Rp 413,7 triliun atau 49,8 persen investasi pada semester I ini mengalir ke Jawa. Sisanya, Rp 416,2 triliun atau 50,2 persen masuk ke luar Jawa. Baik Jawa dan luar Jawa mengalami kenaikan realisasi investasi, sebesar masing-masing 27,8 persen dan 17,3 persen.
PMDN pada semester I masih didominasi oleh sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi dan pertambangan yang masing-masing mencapai Rp 59,9 triliun dan Rp 53,4 triliun.
Kemudian disusul oleh perumahan, kawasan industri dan perkantoran sebesar Rp 36,6 triliun dan perdagangan dan reparasi Rp 35 triliun. Posisi kelima adalah industri makanan sebesar Rp 33 triliun. Sementara itu, PMA banyak mengalir ke sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya sebesar US$ 7,1 miliar dan pertambangan US$ 2,3 miliar.
Posisi ketiga ada transportasi, gudang dan telekomunikasi dan pertambangan US$ 2 miliar dan keempat industri kimia dan farmasi US$ 1,9 miliar. Posisi kelima ditempati industri kertas dan percetakan US$ 1,8 miliar.

Realisasi Investasi Semester I 2024. (Dok. Kementerian Investasi/BKPM)
Secara lokasi, pada semester I-2024, PMDN terbanyak masuk ke DKI Jakarta dan Jawa Barat, yakni masing-masing Rp 69,3 triliun dan 49,2 triliun. Selanjutnya, posisi ketiga adalah Jawa Timur Rp 44,1 triliun dan keempat, Riau Rp 40,3 triliun. Terakhir, kelima adalah Kalimantan Timur dengan Rp 24,4 triliun.
Kemudian, PMA pada semester I-2024 mengalir terbanyak ke Jawa Barat dengan US$ 5,3 miliar dan Sulawesi Tengah US$ 3,9 miliar. Posisi ketiga adalah DKI Jakarta US$ 3,4 miliar dan posisi keempat, Maluku Utara US$ 2,8 miliar. Posisi kelima ditempati oleh Banten dengan US$ 2,4 miliar.
Dari asal negara investasi, Singapura berada di posisi pertama dengan US$ 8,9 miliar, disusul China US$ 3,9 miliar dan Hong Kong 3,8 miliar. Adapun, Amerika Serikat menempati posisi empat sebesar US$ 2 miliar dan kelima, Jepang dengan US$ 1,8 miliar.

Realisasi Investasi Semester I 2024. (Dok. Kementerian Investasi/BKPM)