Jazirah Indonesia – Humas sekretariat pemerintah Kota Tidore Kepulauan melakukan klarifikasi terkait Video Sambutan Wakil Walikota Tidore Kepulauan Muhammad Sinen pada kegiatan Ramah Tamah Peringatan Pengibaran Bendera Merah Putih pertama di Kawasan Timur Indonesia di Tanjung Mafu Tabe, Mareku, Kamis pagi 18 Agustus 2022.
Sesuai rilis yang diterima Jazirah Indonesia, menyebutkan video yang beredar di media sosial terkait pernyataan Wakil Walikota Muhammad Sinen tentang anak cucu Sultan Zainal Abidin Syah dan Sultan Nuku itu, sudah dipenggal atau diedit sehingga tidak utuh.
Disebutkan hal ini dimanfaatkan oleh orang-orang tertentu yang tidak bertanggungjawab memberikan komentar menurut versi dan keinginan masing-masing yang justru bersifat provokatif dan mengadu domba.
“Di sejumlah percakapan di media sosial dan WA Group tertentu, misalnya, malah memantik kemarahan dari orang-orang tertentu yang mengaku sebagai anak cucu Sultan Zainal Abidin Syah dan Sultan Nuku dalam hubungan darah, yang ikutan-ikutan mempertanyakan maksud apa menyalahkan anak cucu kedua sultan tersebut, padahal mereka tidak menonton video dimaksud secara utuh dan hanya melihat video hasil penggalan dan editan semata”, tulis humas Kota Tikep, Jumat (19/8/2022).
Diklarifikasi bahwa, di video utuh yang berdurasi sekitar 12 menit lebih itu, Wakil Walikota Tidore Kepulauan tidak memiliki niat sedikitpun untuk menyalahkan apalagi menyudutkan anak cucu Sultan Nuku dan Sultan Zainal Abidin Syah sebagaimana video hasil editan yang tersebar secara sepihak di medsos maupun percakapan di WA Grup tertentu.
“Yang dimaksud oleh Wakil Walikota dengan kalimat anak cucu sebagaimana video utuh itu, bukan hanya yang memiliki ikatan darah dengan Sultan dimaksud saja, tetapi wakil walikota juga merasa dirinya bagian dari anak cucu sultan Nuku dan Sultan Zainal Abidin syah itu sendiri. Termasuk setiap orang Tidore itu juga bagian dari anak cucu dari Sultan Zainal Abidin Syah dan Sultan Nuku”.
Dalam klarifikasi itu juga disebutkan akibat video tersebut kemudian dipelintir oleh orang-orang tertentu yang menyebar komentar atas dasar video yang sudah dipenggal dan diedit bahwa Wakil Walikota menyalahkan dan menyudutkan anak cucu Sultan Zainal Abidin Syah dan Sultan Nuku.
Padahal menurut keterangan, malah Wakil Walikota mengajak semua pihak, termasuk Pemerintah Kota, Kesultanan, DPRD dan pihak lainnya untuk sudahi perbedaan tentang sejarah pengibaran bendera merah putih pertama di kawasan Timur Indonesia di Tanjung Mafe Tabe Mareku.
“Pengibaran bendera Merah Putih Pertama di Tanjung Mafutabe Mareku 18 Agustus 1946 adalah bukti sejarah bahwa betapa pentingnya peran Tidore untuk mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Demikian yang disampaikan Wakil Walikota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen, pada acara ramah tamah peringatan pengibaran bendera merah putih pertama di Kawasan Indonesia Timur di Tanjung Mafutabe Mareku, kamis (18/8).
Lebih lanjut Wakil Walikota menambahkan bahwa tonggak awal dari peristiwa bersejarah tersebut adalah Konfrensi Malino Juli 1946 yang dihadiri langsung oleh Sultan Zainal Abidin Syah. Peristiwa penting tersebut kemudian menghasilkan suatu keputusan besar Sultan Zainal Abidin Syah untuk tetap bergabung bersama NKRI.
Muhammad Sinen berharap bukti sejarah ini tetap terus dirawat dan dipelihara sehingga manifetasi rasa syukur masyarakat Mareku khususnya dan Tidore umumnya tidak berbatas pada seremoni upacara saja.
“Ini adalah bukti sejarah yang tidak boleh didiamkan, harus ada aturan baku yang mengatur tentang Tanjung Mafu Tabe atau Tanjung Mareku ini, dan hal tersebut terwujud jika semua semua pihak mau membuka diri untuk berjuang bersama-sama dengan Pemerintah Daerah, DPRD dan juga pihak kesultanan”,kuitipan humas terhadap penyampain Wakil Walikota lokasi pengibaran bendera Mafutabe Mareku.
Dalam video sambutan tersebut, Wakil Walikota juga mengajak kepada seluruh warga masyarakat Mareku untuk sudahi perbedaan-perbedaan yang mengarah kepada perpecahan.
Humas Tikep juga mengklarifikasi bahwa video sambutan Wakil Walikota yang beredar di media sosial bukan lagi video yang utuh melainkan sudah dipenggal atau diedit sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Terdapat dua penggalan video yang beredar di antaranya, video pertama berdurasi 2 menit 50 detik dan vidio kedua 32 detik, sementara video asli sambutan wakil Walikota berdurasi 12 menit 1 detik.
Komentar