Jazirah Indoensia – Tim Percepatan Penanganan Penurunan Stunting (TPPS) di Kota Tidore Kepulauan melakukan pengkajian audit setelah aksi penanganan, Senin (22/8/2022).
Tim Pakar stunting, dr Fadila dalam mengatakan, dari lima Puskesmas yang ada di dataran pulau Tidore masing-masing Puskesmas Rum, Ome, Tomalou, Soasio dan Tosa terdapat 15 pasien anak yang diserahkan dari masing-masing puskesmas terdapat anak yang mengalami stunting.
“Saya menerima 15 pasien anak yang dilakukan audit stunting terdapat 8 anak yang mengalami stunting, sehingga faktor yang ditemukan oleh masing-masing anak tersebut terdapat faktor resiko Ibu” kata dr Fadila.
Dia menjelaskan, resiko pekerjaan orang tua yang tidak jelas dapat mempengaruhi factor ekonomio, pola asuh serta bayi berat lahir rendah, bayi tidak mendapatkan ASI eksklutif dan lain sebagainya.
Olehnya lanjut dr Fadila, hal ini perlu dilakukan intervensi dalam memberikan edukasi dari puskesmas setempat untuk mendatangkan langsung pada pasien anak yang mengalami stunting.
“Ini dilakukan edukasi yang lebih baik selain itu juga terdapat empat kasus Ibu Hamil dari 30 pasien ibu hamil yang diberikan kepada tim pakar untuk dilakukan audit .” kata dr Fadila.
Selain itu, Tim Pendamping Stunting Asria R Lino menyatakan, merasa bangga kepada para tim Pakar maupun TPPS Kota Tidore karena sejauh ini dari kerja yang dilakukan di Kota Tidore sangat rapi meski terdapat sedikit keterlambatannamun.
Hal itu menurut Asria, semua terlihat ontrek dengan pekerjaan yang tidak ingin terlihat cepat selesai dan terlihat tidak terlalu banyak data yang ditampilkan namun pekerjaan dalam penurunan stunting berjalan sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam juknis penanganan stunting,
Olehnya, terkait delapan kasus untuk anak dan empat kasus untuk ibu hamil, Asria mengajak untuk sama-sama berdiskusi terkait dengan rencana tindak lanjut yang nantinya.
“Delapan kasus untuk anak dan empat kasus untuk ibu hamil, untuk itu mari sama-sama kita berdiskusi terkait dengan rencana tindak lanjut yang nantinya dilakukan oleh tim penanganan penurunan stunting di Kota Tidore,” tandasnya..
Hal itu lanjutnya, dapat ditentukan rencana yang dilakukan sebagai tata laksana untuk pasien yang sudah terkorfirmasi untuk dilakukan audit oleh tim pakar stunting.
Sehingga, tim audit ini juga dapat bersinergi dengan TPPS karena TPPS juga memiliki dua bidang yang sangat berperan penting dalam pengaudit yang dilakukan yakni bidang perubahan perilaku dan tim intervensi sensitive.
Sementara Wakil Wali Kota yang sebagai Ketua TPPS Kota Tidore dalam memimpin rapat tersebut menekenkan bahwa penanganan stunting butuh keseriusan dari semua pihak baik TPPS, dinas terkait maupun kerjasama antara tim dengan masyarakat,
“Bicara mengatasi stunting bukan hanya kita berbicara pola asuh namun berawal dari pasangan yang mau menikah dari 0 hingga melahirkan itu sudah harus diantisipasi oleh para pendamping TPPS tersebut”, kata Muhammad Sinen.
Hal itu lanjutnya, dibutuh sosialisasi yang serius kepada masyarakat agar mereka juga dapat memahami dan bertanggung jawab agar langkah-langkah yang harus mereka ambil dalam mengatasi masalah stunting ini dari awal.
Komentar