Jazirah Indonesia – Puluhan sopir angkot yang tergabung dalam Organda Sofifi menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Maluku Utara di Sofifi, Selasa (2/5/2023), mendesak ke Pemprov Maluku Utara agar menutup trayek speed boat rute Loleo-Ternate.
Lutfi Abdullah, salah satu orator aksi menyampaikan, pelabuhan rute Loleo di Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan tidak mengantongi izin resmi akan tetapi Pemprov Malut selalu membiarkan aktivitas ilegal ini.
“Jadi aktivitas pelabuhan tersebut ilegal tapi sengaja dibiarkan oleh Pemprov,” tuding Lutfi.
Menurutnya, masalah ini sudah berulang kali disuarakan oleh Organda Sofifi disaat rapat koordinasi dengan pemerintah baik Pemprov, Pemkot Tikep, Poloairut dan KSOP Malut serta KUPP yang berujung pada sebuah keputusan melalui surat edaran gubernur tentang penertiban dan penutupan penyebrangan rute pelabuhan Loleo-Ternate.
“Tetapi sampai saat ini aktivitas masih terus di lakukan bahkan hal ini didukung oleh KUPP Tidore yang memberikan izin berlayar,” ungkap Lutfi.
Gegara ini, lanjut Lutfi, Organda Sofifi mendesak kepada gubernur segera membentuk tim Satgas untuk menindaklanjuti surat edaran gubernur agar menutup aktivitas penyebrangan rute Loleo-Ternate, dan meminta kepada Kapolda Malut agar segera melakukan pemeriksaan terhadap Kepala Dishub Tikep serta Kepala KUAPP Tidore. Jika tuntutan ini tidak diakomodir maka Organda Sofifi akan melakukan aksi-aksi selanjutnya.
“Ini merupakan aksi terakhir, apabila tidak diakomodir jangan salahkan kami jika ada hal tidak diinginkan akan terjadi,” ancam Lutfi.
Berdasarkan patauan Haliyora.id, aksi ujuk rasa tersebut sempat memanas karena massa aksi dilerai petugas gabungan dari Satpol PP dan polisi ketika hendak membakar ban bekas.
Keinginan massa untuk melakukan hearing dengan Sekdaprov Malut Samsuddin A. Kadir tak tercapai karena diam-diam, orang nomor tiga di lingkup Pemprov Malut itu memilih kabur ke Ternate melalui jalan belakang kantor gubernur.
“Sekda sudah kabur melalui jalan belakang dia tidak mau menyelesaikan permasalahan ini kami sangat menyayangkan,” sesal salah seorang demonstran.
Menurut dia, hadirnya pemerintah bertujuan agar masalah yang di hadapi masyarakat bisa selesai. “Prinsip kami tetap kawal masalah ini sampai selesai jika Lemprov tinggal diam jangan menyalakan kami,” tandasnya.
Di sudut lainnya, terjadi adu mulut antara Asisten III Gubernur Malut yakni Sri Haryanti Hatari dengan para demonstran terjadi ketika Sri enggan menemui massa yang meminta agar dilakukan pertemuan. Meski begitu, suasana yang memanas ini mencair dengan sendirinya setelah dilerai petugas yang berjaga di area kantor gubernur.
Sementara itu, Juru Bicara Gubernur Maluku Utara, Rahwan K. Suamba yang dikonfirmasi wartawan terkait dengan sikap Sekdaprov Samsuddin A. Kadir yang memilih keluar dari pintu belakang kantor gubernur untuk menghindari kerumunan massa aksi mengaku, tidak hadirnya Sekda karena sudah ada agenda yang telah di jadwalkan.
“Jadi pak Sekda sudah memiliki agenda yang sudah di jadwalkan dan tidak bisa di wakili, sehingga Asisten Gubernur diminta untuk menemui massa aksi,” jelas Rahwan.
Rahwan juga mengaku, terkait masalah ini sudah ada pertemuan sedikitnya sebanyak 17 kali dan gubernur telah mengeluarkan surat edaran penutupan dan penertiban speed boat rute Loleo-Ternate.
“Itu semua sudah di lakukan oleh gubernur jadi apa lagi yang mau lakukan gubernur,” tukas Rahwan.
Terpisah, Kepala Bidang Darat Dinas Perhubungan Malut, M. Noh menjelaskan, terkait hal ini Pemprov tidak bisa serta merta menuntup aktivitas di pelabuhan rute Loleo-Ternate begitu saja karena memang izinya tidak diterbitkan oleh Dishub Malut.
“Masa kita tidak buka lantas kita harus tutup, yang buka itu Dishub Tikep dan KUPP, jadi mereka yang memiliki kewenangan,” singgungnya.
Menurut Noh, sekalipun para motoris speed boat tidak mengantongi izin berlayar dari Dishub Malut, tetapi kalau KSOP Tidore mengeluarkan izin berlayar, maka itu tidak menjadi masalah.
“Karena kalau soal itu kami memang tidak memiliki kewenangan, ini yang harus di pahami oleh seluruh Organda,” tandasnya.
Komentar