Jazirah Indonesia – Ekonomi syariah dan industri halal telah dilihat sebagai sumber mesin pertumbuhan baru, baik di tingkat domestik maupun global.
Melansir ekon.go.id, pemerintah disebutkan berupaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi “Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia”.
Memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki dan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia tentunya juga mampu menjadi market terbesar produk halal dunia.
Terkait dengan ini, Wakil Ketua Dewan Pembina PP MES. Muliaman D Hadad menilai, hal tersebut perlu dimaksimalkan oleh Indonesia.
“Nilai industri halal Indonesia diestimasi bisa mencapai sebesar Rp 4.153 triliun pada 2022,” kata Muliaman dalam acara Sharia Economic Leaders Forum (SELF) di Plaza Mandiri, Sabtu (30/9/2023).
Menurut Muliaman, potensi tersebut bisa didapatkan dari berbagai sektor.
Dia menyebutkan beberapa sector diantaranya yakni sektor makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, fashion muslim, farmasi halal, kosmetik halal, hingga media dan rekreasi halal
“Ini artinya besar sekali namun kita masih dihadapkan dengan pekerjaan rumah yang tidak kecil yaitu pemerataan kesejahteraan,” kata Muliaman.
Industri halal lanjutnya, memiliki kesempatan yang sangat besar namun menurutnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.
Dia mengatakan, ekonomi syariah melalui halal value chain (HVC) berkontribusi terhadap 25 persen dari PDB nasional. Sementara itu, Muliaman menyebut pembiayaan perbankan syariah untuk sektor ekonomi yang terkait HVC tumbuh double digit.
Pembiyaan di sektor ini membutuhkan peran dan dukungan penuh dari pemerintah daerah melalui jalinan kerja sama dengan semua pihak.
Muliaman mengakui, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di daerah masih dihadapkan dengan sejumlah tantangan.
Olehnya dia menambahkan, salah satunya terkait dengan pemahaman prinsip dan keberpihakan di kalangan masyarakat dan pemimpin daerah.
Komentar