Jazirah Indonesia – Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) melaporkan sedikitnya ada 13 koperasi atau 1,2 persen dari total koperasi aktif dengan total pinjaman sebesar Rp 11,2 miliar yang sudah mendapatkan akses pinjaman.
Direktur Keuangan LPDB-KUMKM, Ahmad Nizar memaparkan, berdasarkan Online Data System (ODS), per 31 Desember 2022 terdapat 1.079 koperasi aktif di wilayah Maluku Utara.
Dari jumlah ini, ada 14 koperasi (1,30 persen) memiliki grade B, kemudian 155 koperasi (14,37 persen) memiliki grade C, 40 koperasi (3,71 persen) memiliki grade D, dan sebanyak 870 koperasi (80,63 persen) memiliki grade E.
Dari jumlah tersebut, koperasi yang sudah mendapatkan akses pinjaman hingga kini hanya berjumlah 13 koperasi atau sekitar 1,2 persen dari total koperasi aktif dengan total pinjaman sebesar Rp 11,2 miliar.
“Sehingga masih terdapat potensi sebesar 98,8 persen koperasi di Maluku Utara yang belum mendapatkan akses pinjaman,” ungkapnya, Kamis (16/11/2023).
Ahmad mengatakan, potensi koperasi yang belum mendapatkan akses pembiayaan dana bergulir LDPB-KUMKM tersebut, terdapat beberapa hambatan yang mungkin dihadapi, mulai dari price barrier atau keterbatasan akan jangkauan biaya, information barrier atau keterbatasan informasi, design product barrier atau produk, sistem, atau layanan keuangan formal yang tidak sesuai dengan kebutuhan, dan channel barrier atau sarana yang tidak sesuai.
Sementara itu, Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara, Tunas Agung menambahkan, adanya hambatan tersebut bukanlah menjadi tantangan, melainkan menjadi salah satu peluang bagi LPDB-KUMKM dan Kanwil DJPb Provinsi Maluku Utara sebagai stakeholders untuk dapat terus berkolaborasi dan bersinergi dalam mewujudkan Inklusi Keuangan bagi KUMKM.
“Kami juga turut melibatkan pemerintah daerah, khususnya Dinas Koperasi dan UKM, program-program pemberdayaan bagi jantung perekonomian negeri ini, perlu kita kawal dan bantu supaya dapat maju dan naik kelas,” kata Tunas Agung.