Jazirah Indonesia – Mantan anggota DPD RI periode 2014-2019 Basri Salama mengaku optimis mendampingi Muhammad Kasuba dalam Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Maluku Utara 2024.
Dalam riwayat karir politiknya, usai masa purna di DPD RI, Basri Salama kemudian merubah haluan menjadi calon anggota DPR RI melalui dapil Maluku Utara pada pemilu 2019. Sayangnya, perolehan suaranya tidak siknifikan serta partai Hanura yang menjadi kendaraan politiknya tidak lolos parlemen threshold.
Tak hanya itu, ketua DPD Partai Hanura Maluku Utara itu juga turut mengambil bagian saat tiba momentum Pilkada Kota Tidore Kepulauan tahun 2020. Ketika itu, penentuan Basri maju dan berpasangan dengan Muhammad Guntur Alting yang berlatar belakang akademisi diputuskan jelang pembukaan pendaftaran calon kepala daerah.
Namun saat penetapan perolehan suara, pasangan calon Basri Salama – Muhammad Guntur Alting hanya bisa meraih 16.251 suara, mereka terpaud di posisi ketiga di bawah pasangan Ali Ibrahim -Muhammad Senen (29.320 suara) dan pasangan Salahudin Adrias-Muhammad Djabir Taha (19.552 suara).
Langkah politik pria kelahiran Tidore 1975 itu kembali kandas pada pemilihan anggota DPRD provinsi Maluku Utara 2024. Basri yang maju di dapil III (Tidore, Halteng, Haltim) hanya bisa meraup suara terbanyak kedua (3.075 suara) dari komposisi caleg di internal partainya.
Meski kalah bertubi-tubi, Basri sepertinya tak mau surut dari gelanggang politik. Saat ini Basri dan pasangan calon gubernurnya Muhammad Kasuba telah mengantongi formulir persetujuan partai model B1-KWK dari partai Hanura (5 kursi) dan PKS (5 kursi).
Saat kunjungannya di Doung cafe, Tidore, Basri menegaskan bahwa kalah dalam politik bagi politisi adalah tantangan. Menurutnya, banyak pengalaman sejumlah sosok yang kalah di momentum politik lalu bangkit lagi dan menang.
Salah satunya ucap dia, adalaha sosok Edy Langkara yang berulang kali bertarung di Pilkada Halmahera Tengah, yang kemudian menang pada pertarungan ketiga.
“Kalah dalam pertarungan politik bagi seorang politisi itu tantangan ketika diberi kesempatan lagi, seorang politisi itu tidak bisa disebut kalah, dia hanya belum punya kesempatan saja,” ujar Basri yang didamping ketua tim pemenangan MK-Bisa Kota Tidore Kepulauan, Abdurrahim Saraha kepada wartawan di Djoung cafe, Tidore, Jumat (23/8/2024).
Oleh karena itu menurut Basri, selama hayat masih di kandung badan, seorang politisi sejati seharusnya terus mengambil bagian dalam momentum politik.
“Sampai anda tidak lagi diberi kesempatan, diberi ruang, tidak lagi diberi umur untuk bertarung,” katanya.
Basri kemudian menyentil kembali kekalahanya pada tiga hajatan politik sebelumnya. Ia menilai hal tersebut merupakan fakta yang harus diterima meski sejumlah orang mengganggap demokrasi kita sedang carut.
“Kalau kalah, terus ada kesempatan yah bertarung lagi, yang penting kita tidak keluar dari cita-cita dasar sebagai politisi, kalau politisi citanya-citanya hanya untuk memperbaiki hidup (pribadi) yah, jangan jadi politisi,” ketusnya.
Bagi Basri, politik adalah instrumen perjuangan yang dia pilih demi mewujudnya cita-cita membangun masyarakat.
“Cita-cita besar untuk mengangkat harkat dan martabat orang-orang susah itu selalu ada dalam pikiran saya,” ucapnya.
Ia berjanji akan berupaya wujudkan cita-cita besar itu meskipun ia hanya orang nomor dua di pemerintah provinsi Maluku Utara jika terpilih nanti. Namun, Basri tidak menjelaskan detail motivasi dan cita-citanya menjadi bagian dalam memontum kali ini.
“Saya ingin ambil bagian itu, ketika saya ada dalam kekuasaan, sekalipun saya dalam posisi wakil gubernur, saya akan membantu gubernur dalam kepentingan orang-orang susah dan kemajuan daerah,” pungkasnya.