Jazirah Indonesia – Ketua Komisi I DPRD Kota Tidore Kepulauan, Kasman Ulidam mengecam dugaan tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kepala desa Selamalofo, Asrul Halek kepada warganya sendiri, Minggu (1/12/2024).
Kasman menegaskan, dugaan kekerasaan yang dilakukan Asrul terhadap seorang warga desa Selamalofo, kecamatan Oba Selatan atas nama Welda Goyowa merupakan tindakan premanisme yang tidak pantas dilakukan oleh kepala desa.
“Saya mengecam keras tindakan premanisme saudara Asrul (Kades) yang memukul warga Selamalofo,” tegas Kasman saat menghubungi Jazirah Indonesia, Senin (2/12/2024).
Dugaan pemukulan itu lantaran Kades tak terima dengan laporan yang disampaikan Welda Goyowa kepada kepala Bagian Kesra Pemerintah Kota Tidore Kepulauan, bahwa dana bantuan pembangunan gereja sebesar Rp150 juta belum juga dipergunakan.
“Menurut informasi media itu Rp150 juta, kalau sudah dicairkan harusnya sudah melakukan kegiatan,” kata anggota DPRD Kota Tidore fraksi PKB ini.
Menurut Kasman, kades seharusnya menjelaskan soal bantuan tersebut kepada warga apabila telah dicairkan oleh pemerintah Kota Tidore Kepulauan.
“Wajar kalau warga mempertanyakan soal bantuan itu. Selaku kepala desa (Asrul Halek) punya kewajiban menjelaskan terkait kucuran anggaran Rp150 juta itu, bukan melakukan tindakan premanisme kepada warga,” katanya.
Ia menambahkan, Kades seharusnya paham betul tentang aturan yang menuntut soal keterbukaan anggaran yang masuk ke desa.
“Saya menyayangkan saudara Asrul tidak memahami pasal 82 (Undang-Undang Nomor 6/2014 tentang desa), tentang hak warga mengawasi dana desa,” jelasnya.
Olehnya itu, sebagai komisi yang membidangi pengawasan dana desa, pihaknya kata Kasman akan meminta penjelasan instansi terkait perihal bantuan untuk pembangunan gereja sebesar Rp150 juta tersebut.
“Kami akan menelusuri kucuran anggaran tersebut, kalau sudah dicairkan kami akan panggil kepala desa,” pungkas legislator dari daerah pemilihan II ini (daratan Oba).
Dikutip dari potretmalut.com, Senin (2/12/2024), Asrul Halek bersama dua perangkat desa yakni, Misias Habu dan Iwa Paraie mendatangi rumah Welda Goyowa pada Minggu (1/12/2024) sekitar pukul 23.00 WIT.
Menurut Welda, Asrul dan dua perangkat desa datang ke rumanya saat ia dan istrinya, Sarah Bululung hendak tidur.
“Torang (kami) so mau tidur, tiba-tiba ada yang pangge (panggil) saya dari luar. Pas saya sudah di muka pintu Kades langsung dobrak pintu kong tarik saya kaluar di teras,” ungkap Welda.
Welda mengungkapkan, tanpa banyak pertanyaan, Asrul yang didampingi Misias Habu dan Iwa Paraie lantas melayangkan satu pukulan ke wajahnya.
“Kades tarik saya kaluar kase dudu di balok, dia cuma bilang (Ngana ni suka balapor-lapor) langsung pukul saya pe muka,” ungkapnya.
Sementara Sarah Bululung yang menyusul suaminya ke depan rumah dan hendak merekam kejadian itu menggunakan handphone, namun dihalangi.
“Saya baru kase kaluar hp mo video deng foto langsung dong serobot. Dong tiga samua kamari rampas hp, sampe saya kase masuk hp di daster tapi dong masih tarik lagi, langsung saya bataria,” ujar Sarah.
Sarah mengaku, salah seorang warga juga terkena pukulan saat melerai kejadian tersebut.
Korban sendiri telah melaporkan kejadian itu ke Polsek Oba, dengan nomor laporan Polisi: LP/B/24/XII/Res 1.6/2024/SPKT/Polsek Oba/Polresta Tidore/ Polda Maluku Utara, tertanggal 2 Desember 2024.
Jazirah Indonesia coba menghubungi Kades Selamalofo Asrul Halek melalui handphone, namun panggilan ditolak. Permintaan konfirmasi melalui pesan singkat sms maupun whatsApp juga tak ada tanggapan.