Jazirah Indonesia – Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di Kota Tidore Kepulauan, khusus di pulau Tidore beberapa hari terakhir berdampak pada perubahan tarif angkutan umum.
Ketua Organda (Organisasi Angkutan Daerah) Kota Tidore, Amir Sukleman mengungkapkan, kelangkaan BBM sangat berdampak pada operasi angkutan umum.
Dampak kelangkaan ini yaitu tarif angkutan umum terpaksa dinaikkan lantaran para supir kesulitan mendapankan BBM.
“Kami harus ambil BBM di Ternate, BBM yang kami beli memang dengan harga normal, tapi kami butuh biaya tambahan untuk ke Ternate seperti bayar motor kayu dan juga ojek,” ungkap Amir yang dikonfirmasi Jazirah Indonesia via telpon, Senin (23/12/2024).
Ia mengaku tarif angkutan umum untuk rute Rum-Soasio dinaikkan sebesar Rp25 ribu dari tarif normal Rp20 ribu.
“Untuk rute Rum-Soasio saja yang dinaikkan Rp5 ribu, untuk rute Rum-Bobo misalnya dari Rp10 ribu dinaikkan Rp12 ribu, rute lain juga naiknya Rp2 ribu,” ungkapnya.
Kenaikan sepihak itu sempat memicu cekcok antara supir dengan para penumpang. Namun kata dia, setelah dijelaskan para penumpang memaklumi kondisi tersebut.
Menurut Amir, kenaikkan tarif ini tidak melibatkan pihak pemerintah karena sifatnya situasional.
“Kenaikkan tarif ini berlaku sementara, jika BBM normal maka tarif kembali normal. Jadi kami tidak libatkan pihak pemerintah, kami hanya lakukan kesepakatan dengan penumpang sebelum mereka naik (angkutan), kalau penumpang tidak setuju, mohon maaf kami tidak bisa layani,” katanya.
Selain itu kata Amir, sejumlah angkutan umum memilih tidak beroperasi karena sulitnya mendapat BBM.
“Dari yang saya cek itu hanya sekitar 30 persen saja (angkutan) yang beroperasi hari ini, 70 persen memilih istrahat. Makanya saya lewat tadi banyak penumpang di jalan-jalan,” ungkapnya.
Amir berharap kondisi kelangkaan BBM segera kembali normal. Jika terus berlangsung hingga besok, pihaknya akan memilih tidak beroperasi.
“Kalau sampai besok ini (BBM) belum normal juga, kami akan istirahat karena tak mau ambil risiko,” tandasnya.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Perindagkop dan UKM) Kota Tidore, Selvia M. Nur ketika dikonfirmasi mengatakan, kelangkaan BBM ini terjadi karena keterlambatan kapal tengker.
“Rencanya hari ini (pemuatan BBM ke Tidore), tapi karena PLN masih butuh jadi Pertamina masih fokus layani PLN,” kata Selvia yang dihubungi via telpon.
Selvia mengaku, informasi itu ia dapatkan langsung dari distributor BBM di Kota Tidore yakni pihak CV Rusda yang dimiliki Awat Ahmad atau Haji Awat.
“Kapal distributor sudah ada di Ternate, tinggal menunggu loading (pemuatan) pada hari Selasa. Kalau PLN punya selesai cepat, loading untuk kapal distributor bisa secepatnya juga,” katanya.
Selvia menjelaskan, Haji Awat selaku distributor memasok BBM ke Kota Tidore khususnya pertamax dan dexlite dilakukan 3 kali dalam sebulan.
Sekali pemuatan dengan kapal, untuk dexlite sebanyak 30 ton. Sedangkan BBM pertamax sekali muat sebesar 90 ton.
“Jumlah pasokan BBM itu dibagi dua yaitu, untuk SPBU (Stasius Pengisian Bahan Bakar Umum) di Tuguwaji dan SPBU di Tuguiha,” jelasnya.
Selvia mengatakan, pertamax menjadi BBM yang paling cepat diserap di Kota Tidore Kepulauan meski pasokan BBM dilakukan 3 kali dalam sebulan.
“Yang paling cepat habis itu pertamax,” tandasnya.










