Daya Saing Produk Lokal Jahe Maluku Utara; Sebuah Pandangan Akademis

Oleh: Asnawia Kasim
(Mahasiswa Program Pasca Sarjana Fakultas Pertanian, Universitas Khairun)

 

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu komoditas rempah yang memiliki nilai ekonomi, fungsional, dan kesehatan tinggi. Kandungan senyawa bioaktif seperti gingerol, shogaol, dan zingerone menjadikan jahe berpotensi dikembangkan sebagai bahan baku berbagai produk pangan, minuman, farmasi, hingga kosmetik.

Maluku Utara memiliki potensi besar namun, belum dikelola dengan baik, termasuk pengelolaan pascapanen dan pengemasan yang modern, sehingga produk jahe seringkali tidak memiliki daya saing. Padahal jika, potensi ini dikembangkan dengan baik maka tidak sekedar meningkatkan daya saing produk saja, namun sebagai sumber mata pencaharian yang dapat meningkatkan pendapatan masyarakat.

Secara ilmiah, pengembangan produk olahan jahe diarahkan pada diversifikasi produk dan inovasi teknologi pengolahan. Dimana, diversifikasi produk dapat dilakukan dengan mengolah jahe menjadi berbagai bentuk seperti jahe serbuk instan, teh jahe celup, permen jahe, minuman herbal siap saji, hingga ekstrak jahe untuk produk kesehatan. Pendekatan ini tidak hanya memperluas segmen pasar, tetapi juga meningkatkan umur simpan dan nilai jual produk.

Selanjutnya, dari aspek teknologi, penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) dan Standard Sanitation Operating Procedures (SSOP) penting untuk menjamin keamanan pangan serta mempertahankan kualitas bioaktif jahe.

Selain itu, penggunaan peralatan modern seperti dryer suhu rendah atau vacuum evaporator dapat menjaga aroma, warna, dan kandungan zat aktif jahe agar tetap stabil selama proses pengolahan. Hal ini dilakukan agar dapat meningkatkan daya saing produk yang selain itu dapat menjamin keamanan pangan ketika produk jahe sampai ke tangan konsumen akhir.

Selain hal di atas, dalam rantai nilai produk, pengemasan (packaging) memiliki peran strategis tidak hanya sebagai pelindung produk, tetapi juga sebagai alat komunikasi antara produsen dan konsumen. Kemasan yang baik dapat memperpanjang masa simpan, menjaga mutu, serta meningkatkan persepsi konsumen terhadap kualitas produk.

Sehingga, penting kiranya kemasan harus memenuhi beberapa prinsip ilmiah yang di antaranya adalah Fungsi protektif, dimana menjaga produk dari kontaminasi mikroba, oksidasi, dan kelembapan. Fungsi informatif, mencantumkan label gizi, komposisi, tanggal kedaluwarsa, dan manfaat produk.

Fungsi estetika dan identitas lokal dengan menampilkan desain yang menarik dan menonjolkan kearifan lokal sebagai ciri khas produk yang mencerminkan identitas kedaerahan. Kemudian, Fungsi keberlanjutan, penggunaan bahan kemasan ramah lingkungan sesuai dengan tren green packaging global.

Untuk mewujudkan pengembangan dan pengemasan produk jahe yang berdaya saing tinggi, maka membutuhkan sinergi antara petani, lembaga penelitian, pemerintah daerah, dan industri kecil-menengah (IKM).

Dukungan berupa pelatihan desain kemasan, teknologi pengolahan, sertifikasi halal dan PIRT, serta pemasaran digital menjadi elemen penting dalam memperkuat kapasitas masyarakat maupun kelompok tani yang menjadikan jahe sebagai produk olahan.

Selain itu, keterlibatan perguruan tinggi dan lembaga penelitian dan pengembangan dapat memberikan kontribusi nyata melalui riset terapan yang berfokus pada stabilitas mutu, preferensi konsumen, dan inovasi kemasan berbasis material lokal.

Dengan kolaborasi lintas sektor, produk jahe Maluku Utara dapat berkembang menjadi komoditas unggulan daerah yang memiliki standar mutu nasional bahkan internasional.

Dapat disimpulkan bahwa, secara ilmiah pengembangan dan pengemasan produk olahan jahe di Maluku Utara merupakan langkah strategis untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, memperluas jangkauan pasar, dan memperkuat daya saing produk lokal.

Inovasi dalam diversifikasi produk dan kemasan modern yang informatif, higienis, serta ramah lingkungan akan menjadikan produk jahe tidak hanya unggul secara kualitas, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.

Upaya berkelanjutan dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia, penerapan teknologi tepat guna, serta kolaborasi antar lembaga merupakan kunci utama untuk menjadikan jahe Maluku Utara sebagai produk unggulan berbasis potensi lokal yang bernilai ekonomi tinggi dan berdaya saing serta berkelanjutan.

banner 1100x500