Jazirah Indonesia – Kekerasan masih terus berlangsung antara Israel dan Palestina. Warga sipil tidak berdosa, termasuk perempuan dan anak menjadi korban.
Hal itu membuat berbagai pemerintah negara telah merespons dan mengutuk penggunaan kekerasan yang dilakukan.
Diberitakan barrons.com, pesawat-pesawat tempur Israel membombardir Jalur Gaza pada Minggu malam hingga Senin (17/52021).
Melansir thejakartapost.com, serangan tersebut menewaskan 42 warga Palestina di Jalur Gaza. Ini disebut sebagai korban harian terburuk dalam hampir seminggu bentrokan.
Terkait penyelesaian atas bentrokan kedua Negara yang meningkat ini, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof Hikmahanto Juwana mengatakan, respons terkait ini digantungkan pada orientasi pihak mana yang didukung.
Hikmahanto memisalkan, Pemerintah Amerika Serikat mengutuk serangan oleh Hamas terhadap Israel. Sementara negara-negara Islam yang mendukung rakyat Palestina dalam perjuangannya berhadapan dengan Israel mengutuk serangan yang dilakukan oleh otoritas Israel.
“Ada baiknya saat ini semua pihak untuk tidak mengedepankan orientasi politik atau ideologi. Yang dikedepankan adalah kekerasan harus segera diakhiri demi kemanusian,” ujar Hikmahanto Juwana, dikutip Medcom.id pada Senin (17/5/2021).
Menurut Hikmahanto, pernyataan-pernyataan dari berbagai pemerintah juga harus dihentikan agar tidak terlibat dalam masalah baru dan justru melupakan para korban dan calon korban dari pertikaian yang ada.
“Demi kemanusiaan juga, Perserikatan Bangsa-bangsa — khususnya Dewan Keamanan PBB — serta Organisasi Kerja Sama Islam harus mengambil langkah-langkah untuk menyelamatkan jatuhnya korban,” katanya.
“Negara-negara juga perlu untuk melakukan lobi-lobi dengan AS agar Negeri Paman Sam tegas tidak mendukung aksi kekerasan yang dilakukan otoritas Israel,” lanjutnya.
Dia menilai, Pemerintah AS merupakan kunci agar Israel tidak melakukan serangan membabi buta terhadap bangsa Palestina.
Sebelumnya, dalam live Instagram bersama PPI UK, Rabu 13 Mei 2021, Hikmahanto mengatakan banyak negara yang berharap peran Indonesia ditingkatkan lagi dalam pencapaian Solusi Dua Negara (Palestina dan Israel).
Menurut pria yang mendapat gelar PhD di University of Nottingham, Inggris ini, Harapan itu muncul dari negara-negara seperti Eropa.
“Indonesia turut serta (membantu) dalam berbagai masalah yang dihadapi Palestina, dan sama sekali ini jangan dipandang sebagai upaya tindakan yang membuang-buang uang,” kata Hikmahanto Juwana.
Menurutnya, banyak negara yang berharap peran Indonesia semakin ditingkatkan lagi dalam pencapaian Solusi Dua Negara di Palestina dan Israel. Harapan muncul dari negara-negara seperti Eropa.
“Karena kalau mereka (Eropa) yang turun, itu pasti sudah ada (tujuan) tertentu bahwa mereka akan tidak berpihak (kepada Palestina),” tuturnya. Menurutnya, banyak negara yang berharap peran Indonesia semakin ditingkatkan lagi dalam pencapaian Solusi Dua Negara di Palestina dan Israel. Harapan muncul dari negara-negara seperti Eropa.
“Karena kalau mereka (Eropa) yang turun, itu pasti sudah ada (tujuan) tertentu bahwa mereka akan tidak berpihak (kepada Palestina),” tuturnya.
Namun itu, Dia menyarankan tidak perlu ada negosiasi dengan Israel, tidak akan ada kesepakatan yang dipenuhi oleh Negeri Zionis itu.
“Kalau menurut saya, tindakan Israel itu memang sudah melanggar (hukum internasional). Banyak yang mereka lakukan bahkan terhadap warga sipil Palestina,” jelasnya.
Alasannya, bahwa beberapa pekan terakhir telah terjadi peningkatan tajam dalam ketegangan dan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki, terutama di Yerusalem Timur. Ini dilakukan karena penggusuran keluarga Palestina dari rumah mereka demi pemukim Israel.
Pasukan keamanan Israel kata Dia, menggunakan kekuatan yang tidak proporsional ada Jumat lalu dengan menyerang jemaah di dalam Masjid Al-Aqsa. Mereka juga menembakkan peluru berlapis karet, gas air mata, dan granat setrum.
Penulis : Nazirul
Editor : Nazirul
Komentar