Jazirah Indonesia – Untuk penuhi penugasan pemerintah perihal pengadaan impor beras, Bulog akan kembali melakukan pinjaman atau utang.
Impor beras yang dimaksud berupa pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara disposal 20.000 ton dengan nilai Rp173 miliar.
Ini disampaikan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso dalam konferensi pers, Selasa (28/12/2021). Dia mengatakan, nominal pinjaman belum dapat dipastikan manajemen saat ini.
Budi Waseso mencatat, langkah manajemen untuk menambah utang seiring dengan piutang perusahaan kepada pemerintah yang belum dibayarkan.
“Utang lagi (2022) nambah utang, harus, pasti. Misalnya, penugasan pemerintah Bulog menyerap 2 juta untuk apa? Saya akan menanyakan kembali untuk apa,” kata ujar Buwas sapaan Budi Waseso.
Piutang perusahaan kata Dia, hampir Rp 4 triliun belum dibayarkan pemerintah. “Sampai saat ini utang negara kepada Bulog itu hampir Rp 4 triliun belum terbayar. Saya sampaikan disposal 20.000 ton lalu sampai saat ini belum ada pembayarannya. Negara punya utang ke kami Rp 173 miliar dari situ (disposal),” ujar Buwas.
Pembelian beras impor yang dilakukan Bulog justru menggunakan pinjaman bank. Buwas menyebut hingga saat ini bunga pinjaman terus berjalan.
Dia mengatakan, stok beras impor sejak 2018 lalu masih tersedia. Untuk menjaga mutunya tetap terjaga manajemen pun mengeluarkan biaya perawatan.
Akan tetapi lanjutnya, sudah bertahun-tahun beras pun turun mutu. selama tiga tahun belakangan CBP hasil impor sudah turun mutu Tentu, kualitas beras yang rendah akan membuat harganya anjlok saat di jual di pasaran.
Komentar