oleh

Harga Minyak Jatuh Setelah Gencatan Senjata Konflik Timur Tengah

Jazirah Indonesia – Harga minyak jatuh di awal perdagangan Asia pada Minggu, setelah Uni Emirat Arab dan kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran menyambut gencatan senjata.

Genjatan senjata tersebut  untuk menghentikan operasi militer di perbatasan Saudi-Yaman, ini dilakukan untuk mengantisipasi masalah yang berpengaruh terdahadap pasokan.

Melansir reuters.com, Senin (4/04/2022), diawal minggu ini, kerugian dari jatuhnya harga minyak sekitar 13%.

Ini merupaka kerugian terbesar dalam dua tahun terkahir ketika Presiden AS Joe Biden mengumumkan rilis cadangan minyak AS terbesar yang pernah ada.

Minyak mentah berjangka Brent turun $ 1,01, atau 1%, menjadi $ 103,38 per barel pada 2223 GMT. Minyak mentah berjangka WTI turun 84 sen, atau 0,9%, menjadi $98,43 per barel.

Dengan kondisi ini, Uni Emirat Arab (UEA) menyambut baik pengumuman gencatan senjata yang ditengahi PBB di Yaman.

Kantor berita negara UEA WAM pada Sabtu (2/4/2022) melaporkan, Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran, yang memerangi koalisi termasuk UEA di Yaman, juga menyambut baik gencatan senjata tersebut.

Gencatan senjata nasional adalah yang pertama dalam konflik tujuh tahun Yaman, ini memungkinkan membuka impor bahan bakar ke daerah-daerah yang dikuasai Houthi.

“Ini adalah ancaman terhadap pasokan, dan gencatan senjata akan mengurangi ancaman itu terhadap pasokan,” kata Phil Flynn, seorang analis di Price Futures Group.

Pelaku pasar juga telah mengkhawatirkan pasokan global sejak invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.

Sanksi yang dikenakan pada Rusia atas invasi tersebut mengganggu pasokan minyak dan mendorong harga minyak ke hampir $140 per barel, tertinggi dalam sekitar 14 tahun.

Pada Kamis, Biden mengumumkan pelepasan 1 juta barel per hari (bph) minyak mentah selama enam bulan dari Mei, yang pada 180 juta barel adalah terbesar yang pernah ada dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS.

Kemudian Pada Jumat, negara-negara anggota Badan Energi Internasional berkomitmen untuk pelepasan minyak terkoordinasi lainnya dalam pertemuan luar biasa, menurut kementerian industri Jepang.

Komentar