Jazirah Indonesia – Terkait rencana pembangunan Bandara Loleo, pemerintah daerah gelar pertemuan dengan masyarakat pemilik lahan pembangunan Bandara Loleo, di Kantor Desa Aketobololo Kecamatan Oba Tengah Kota Tidore Kepulauan, Sabtu (7/1/2023).
Dalam rilis yang diterima media ini, Walikota Tidore Kepulauan, Ali Ibrahim dalam pertemuan tersebut didampingi Kepala Dinas Perkimtan Provinsi Maluku Utara (Malut) Adnan Hasanudin bersama Tenaga Ahli Konsultan Jasa Penilai Publik Ikbal
Ali Ibrahim mengatakan, pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat terus berupaya untuk pembangunan Bandara Loleo kedepan,
“Pertemuan hari ini agar kita sama-sama menyepakati pembebasan lahan di Desa Aketobololo, maupun Kelurahan Akelamo, untuk pembayaran tanah tersebut menjadi kewenangan tenaga ahli yang melakukan penilai, .”kata Ali.
Namun lanjut Ali, pembayaran tanaman diatas lahan Dinas perkimtan Kota Tidore telah menetapkan harga tanaman berdasarkan SK walikota.
Dia mengharapkan dukungn penuh oleh masyarakat pemilik lahan yang masuk dalam lokasi pembangunan bandara Loleo ini,
“Jika ini semua mendapat dukungan masyarakat maka pembebasan lahan ini akan segera dilakukan, kita menunggu tenaga ahli penilai akan melakukan kajian dalam pembayaran tanah tersebut, ” harap Ali
Ali menambahkan, ketika bandara ini di bangun maka akan memberikan begitu banyak lapangan kerja serta pertumbuhan ekonomi baru di Kota Tidore maupun maluku utara pada umumnya,
“Mudah-mudahan pertemuan ini memberikan manfaat untuk anak cucu kita kedepan dan loleo kedepan akan benar-benar menjadi Port Of London City.” Tutup Ali
Senada juga disampaikan, Kepala Dinas Perkimtan Provinsi Maluku Utara Adnan Hasanudin mengatakan, Bandara loleo ini rencananya akan dibangun hanya sebagai bandara penyangga.
Akan tetapi lanjutnya, berjalannya waktu pertemuan berbagai pertemuan dilakukan oleh pemerintah provinsi maupun pemerintah kota Tidore dengan pemerintah pusat maka disetujui untuk dijadikan Bandara Internasional.
“Maka kami juga membutuhkan dukungan dari semua masyarakat termasuk para pemilik lahan agar lokasi pembangunan bandara loleo ini cepat dilakukan pembebasan lahan, sehingga pembangunan bandara secepatnya dibangun karena ini masuk dalam program nasional.” Kata Adnan.
Sementara, Tenaga Ahli Konsultan Penilai Publik Ikbal mengatakan, untuk mengetahui berapa harga yang diberikan untuk membayar lahan milik masyarakat Aketobololo ini masih dikaji berdasarkan skala kecil dan skala besar.
“Kami merupakan tim dari B’Pung’s Zulkarnain tenaga ahli Jasa Penilai Publik yang bekerjasama dengan Perkimtan Kota Tidore dan Perkimtan Provinsi Maluku Utara, untuk menuntaskan masalah lahan di Desa Aketobololo ini,”kata Ikbal.
Ikbal menjelaskan, saat ini tim telah mengkaji lahan yang berskla kecil yakni terdapat lima pemilik lahan yang nantinya akan dibayar Rp. 35.000 (tiga puluh lima ribu rupiah) per meter.
“Yang kami hitung itu masih harga tanahnya saja, jika diatas tanah terdapat tanaman maka akan dihitung kembali oleh Dinas perkimtan, .” jelas Ikbal.
Olehnya lanjut Ikbal, diharapkan agar pemilik lahan dapat menyampaikan tanaman apa saja yang ada di atas lahan tersebut.
Hal itu kata Ikbal agar, jika lahan berskala kecil ini selesai dibayarkan maka kita akan melanjutkan untuk ke skala besar yakni sekitar 41 ribu sekian hektar yang akan di bangun Bandara Loleo tersebut.
Sementara dalam rilis ini juga disebutkan, pemilik lahan skala kecil, Husen Muhammad mengatakan, siap mendukung pemerintah Daerah dalam pembangunan bandara loleo ini demi kemajuan dan perputaran ekonomi di Kota Tidore maupun Maluku Utara.
“Kami yang tanahnya masuk skala kecil yang telah dinilai oleh tenaga ahli dengan kisaran harga per meter Rp. 35.000 pun kami siap menerima dengan harga Begitu,karena bandara ini nantinya akan memberikan dampak positif untuk masyarakat sekitar,” kata Husen
Disebutkan juga bahwa, diakhir pertemuan masyarakat Aketobololo maupun masyarakat Akelamo pemilik menyatakan sikap mendukung serta siap lahan dan tanamannya dilakukan pembayaran selanjutnya dilakukan pembebasan.








Komentar