Cerita TPQ Al-Imron, Berawal dari 10 Santri Berlipat Jadi Ratusan

Jazirah Indonesia – Bermodal 10 orang santri, Imron Hamdun dan beberapa penggagas memberanikan diri mendirikan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) yang berlokasi di Kelurahan Tuguwaji, Kecamatan Tidore, Kota Tidore Kepulauan tahun 2016 silam.

Wadah pendidikan non formal ini dinamai TPQ Al-Imron Nahdlatul Ulama. Saat itu, tempat yang digunakan untuk mendidik para santri adalah rumah milik Imron Hamdun, pengajar yang juga warga Nahdiyin di Kota Tidore Kepulauan.

“Santri yang bergabung saat itu tahun 2016 baru sekitar 10 orang, namun berselang waktu hingga saat ini tahun 2023 sudah cukup banyak dengan jumlah santri 172 orang,” cerita Imron Hamdun kepada media ini, Minggu (16/7/2023).

Salah satu pendiri TPQ Al-Imron NU, Karim Rabo menambahkan, seiiring waktu, dengan jumlah yang begitu banyak, rumah Imron Hamdun tentu tak mampu lagi menampung para santri.

“Sehingga rumah warga yang saat ini dipakai untuk pengajian sudah tidak cukup menampung para santri yang begitu banyak. Akhirnya Pengurus TPQ dan beberapa tokoh di Tuguwaji berupaya komunikasi ke Pemerintah Daerah baik Walikota maupun DPRD untuk mendapatkan perhatian ke TPQ tersebut,” kata Karim. 

Upaya tersebut lanjut Karim, akhirnya membuahkan hasil, dimana pada tahun 2023 ini Pemkot Tidore Kepulauan memberikan bantuan uang tunai senilai Rp 25 juta. Uang ini dipakai oleh pengurus TPQ untuk mendirikan gedung baru yang layak untuk menampung ratusan santri itu.

Adapun gedung baru TPQ Al-Imron ini berlokasi di belakang Koramil Tidore, Kelurahan Tuguwaji atau tepatnya 150 meter dari jalan utama.

“Alhamdulillah, pekerjaan membangun gedung TPQ sudah mulai berjalan. TPQ Al-Imron ini dibangun dari partisipasi sahabat-sahabat di Kelurahan Tuguwaji termasuk orang tua santri,” ucap Karim Rabo yang juga Sekretaris NU Kota Tikep itu.

Karim menuturkan, dibangunnya gedung baru TPQ Al-Imron ini selain diharapkan dapat menampung jumlah santri juga menambah daya semangat para santri dalam menimba ilmu.

“TPQ ini dibuka untuk umum, siapa saja yang mau masuk belajar disni silahkan, sekarang saja saja sudah ada  santri dari Kelurahan Topo III, Cobodoe, Indonesiana dan Soasio,” sebutnya. 

Untuk kedepan, pihaknya juga berupaya agar santri di TPQ ini  sampai pada tahapan Hafiz dan Taman Seni Baca sehingga dapat mewakili Kelurahan Tuguwaji di ajang perlombaan yang lebih tinggi. 

“Selain itu juga diharapkan TPQ ini dapat melahirkan orang-orang yang dapat mengembangkan NU di Tikep dan diharapkan pengajian NU di Pulau Tidore dimulai dari TPQ ini sehingga masyarakat luas dapat mengenal bahwa pengembangan NU di Pulau Tidore dimulai dari TPQ Al-Imron ini,” ujarnya.

Meski begitu, untuk mewujudkan cita-cita itu, butuh partisipasi dan sentuhan sahabat-sahabat PC NU Tikep karen TPQ Al-Imron ini dibawah naungan Nadhlatul Ulama.

Karim menambahkan, pihaknya juga berencana akan membangun Al-Marif NU mulai dari tingkat TK, SD, SMP, maupun SMA. 

“Pengembangan TPQ Al-Imron ini adalah langkah awal. Target PC NU Tidore Kepulauan itu bukan hanya membangun TPQ tetapi juga membangun satuan Pendidikan mulai dari tingkat TK, SD, SMP maupun SMA apalagi sekarang Universitas Nahdlatul Ulama sudah dibangun di Kota Ternate, kami juga sementara mencari lokasi untuk membangun Al-Marif dari tingkat TK sampai SMA,” pungkasnya.

Di lokasi bangunan TPQ ini didirikan, salah satu orang tua santri yang ditemui media ini mengaku senang dengan kehadiran TPQ Al-Imron di Tuguwaji.

“Dengan adanya TPQ ini lebih bagus karena bisa melayani anak-anak untuk datang mengaji baik dari Kelurahan Tuguwaji sendiri dan dari luar Tuguwaji,” ucap Ibrahim, salah satu orang tua dari santri.

Ibrahim menuturkan, keterlibatan dirinya serta beberapa orang tua santri dalam pekerjaan pembangunan gedung baru TPQ ini dilakukan secara sukarela dan niat yang tulus.

“Sampai kami sendiri yang kerja bangun TPQ  ini berarti kami berharap TPQ ini terus dikembangkan,” pungkasnya.

Komentar