Erdogan: Hamas Bukan Teroris, Tetapi Kelompok Pembebasan Yang Melindungi Palestina

Jazirah Indonesia – Presiden Turki Tayyip Erdogan, dalam komentar, Rabu (24/10/2023) terkait konflik Gaza mengatakan, kelompok militan Palestina Hamas bukanlah organisasi teroris tetapi kelompok pembebasan yang berjuang untuk melindungi tanah Palestina.

“Hamas bukanlah organisasi teroris, mereka adalah kelompok pembebasan, ‘mujahidin’ yang melancarkan pertempuran untuk melindungi tanah dan rakyatnya,” katanya kepada anggota parlemen dari Partai AK yang berkuasa, menggunakan kata Arab yang berarti mereka yang memperjuangkan keyakinan mereka.

Melansir reuters Kamis, (26/10) menyebutkan, Turki yang merupakan anggota NATO mengutuk kematian warga sipil yang disebabkan oleh serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan, namun juga mendesak pasukan Israel untuk bertindak dengan menahan diri dalam menanggapi hal tersebut. Ankara mengecam keras pemboman Israel di Gaza.

Tidak seperti banyak sekutu NATO dan Uni Eropa, Turki tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris dan menjadi tuan rumah bagi anggota kelompok tersebut di wilayahnya.

Ankara mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung puluhan tahun.

Erdogan juga mengecam negara-negara Barat karena mendukung pemboman Israel di Gaza dan menyerukan gencatan senjata segera, masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan ke Gaza dan agar negara-negara Muslim bekerja sama menghentikan kekerasan.

“Pelaku pembantaian dan perusakan yang terjadi di Gaza adalah mereka yang memberikan dukungan tanpa batas kepada Israel,” kata Erdogan.

“Serangan Israel terhadap Gaza, baik bagi Israel maupun bagi mereka yang mendukungnya, sama dengan pembunuhan dan penyakit mental.”

Israel menolak deskripsi Erdogan tentang Hamas, dan juru bicara Kementerian Luar Negeri Lior Haiat menyebut kelompok itu sebagai “organisasi teroris yang tercela”.

Komentar Erdogan juga mendapat kecaman langsung dari Wakil Perdana Menteri Italia Matteo Salvini, yang mengatakan komentar tersebut “sangat buruk dan menjijikkan serta tidak membantu deeskalasi”.

Dia mendesak menteri luar negeri Italia untuk mengajukan protes resmi ke Ankara.