,Jazirah Indonesia – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Direktorat Jenderal Kebudayaan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XXI Maluku Utara menggelar Focus Group Discussion (FGD) Tertutup tentang Penyusunan Masterplan Kawasan Soasio Lama yang berlangsung di Meeting Room Penginapan Visal, Kelurahan Gamtufkange, Kamis (26/10/2023)
FGD yang berfokus pada upaya pelestarian Cagar Budaya di Kota Tidore Kepulauan dibuka Sekretaris Daerah Kota Tidore Kepulauan, Ismail Dukomalamo.F
Kegiatan ini diikuti juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tidore Kepulauan, Daud Muhammad, Jojau Kesultanan Tidore Amin Faroek, Kepala Kelurahan Soasio Hasan Sabtu, Pemerhati Budaya dan Tokoh Masyarakat.
Dalam sambutannya, Ismail Dukomalamo mengapresiasi Balai Pelestarian Cagar Budaya Maluku Utara, yang telah menyelenggarakan kegiatan FGD ini.
Ismail mengatakan, Kelurahan Soasio adalah salah satu Kelurahan di Kota Tidore Kepulauan yang memiliki beberapa situs bersejarah yang patut di jaga dan dilestarikan.
“Patut diapresiasi karena diskusi ini merupakan upaya untuk menjaga dan melestarikan keberadaan cagar budaya di Kota Tidoe Kepulauan, khususnya di Kelurahan Soasio.
Menurutnya, cagar budaya ini harus dikelola secara tepat dan profesional, melalui upaya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatanya,” Tutur Ismail.
Beberapa situs bersejarah yang patut dijaga dan dilestarikan lanjutnya, antara lain Kedaton Kesultanan Tidore, Makam Sultan Nuku, Masjid dan Dermaga Kesultanan.
Selain itu, juga ada Benteng peninggalan Bangsa Portugis dan Spanyol yang sampai saat ini masih berdiri kokoh, yaitu Benteng Tahula dan Benteng Torre, tempat-tempat bersejarah inilah yang harus dirawat dan dijaga.
“Sehingga pada kesempatan ini, FGD yang dilaksanakan diharapkan bisa untuk mencari solusi terbaik termasuk implementasinya kedepan sesuai yang diinginkan oleh semua pihak, khususnya pada kebijakan dan aturan tentang pengelolaan cagar budaya di Kota Tidore Kepulauan ke depan,” imbuh Ismail.I
Ismail berharap, kawasan Kelurahan Soasio dapat dikembangkan menjadi Kawasan cagar budaya yang nantinya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dalam meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di Kelurahan Soasio dan Kota Tidore Kepulauan pada umumnya.
“Kami juga berharap, Kawasan yang nantinya dijadikan Cagar Budaya di Kota Tidore Kepulauan tidak sirna tergerus oleh perkembangan zaman, tetapi juga tidak menghilangkan adat dan tradisi yang sudah ada sejak dahulu, serta nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya,”pinta Ismail..