Jazirah Indonesia – Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Tidore Kepulauan, Amru Arfa berharap agar pers tetap menjaga perimbangan informasi tanpa memojokan pihak manapun dalam momentum pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2024.
Pernyataan Amru ini menyusul pemberitaan di salah satu media online, yang menyebutkan Bawaslu diduga tidak netral lantaran salah satu stafnya mencium tangan calon Wali Kota nomor urut 1, Muhammad Sinen saat menghadiri undangan permintaan klarifikasi Bawaslu.
“Kami berharap media dalam pemberitaan soal ini juga perlu adanya konfirmasi ke kami. Tiba-tiba kita membacakan berita, Bawaslu beginilah, begitulah, inikan merugikan kami secara kelembagaan,” kata Amru kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (7/10/2024).
Ia lantas mengimbau kepada pekerja pers dalam menulis berita tetap mengacu pada kaidah-kaidah jurnalistik dan berpegang pada kode etik, sehingga informasi yang disajikan lebih kredibel dan berimbang.
“Kami berharap media yang memberitakan terkait dengan tahapan Pilkada serentak 2024 perlu adanya sumber yang jelas, serta dapat konfirmasi ke pihak-pihak terkait, agar tidak terkesan menyudutkan satu pihak,” pintanya.
Sebagai pilar keempat demokrasi, pers punya peran besar dalam mensukseskan hajatan akbar demokrasi, yakni Pilkada serentak 2024.
“Pilkada Kota Tidore ini kita ingin berjalan demokratis itu kan tergantung kita semua sebagai masyarakat, teman-teman pers juga harus menjaga itu,” imbuhnya.
Olehnya itu kata Amru, pers harus bijak dalam menyajikan informasi ke publik, serta menjadi pihak yang turut meredam gejolak di tengah-tengah masyarakat, bukan justru sebaliknya.
“Saya tidak perlu menjelaskan terkait regulasi fungsi pers dan lainnya, paling tidak menyadari diri sendiri, laling tidak informasi yang disampaikan tidak menimbulkan provokatif di masyarakat, itu yang sangat kami harapkan,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Sekretariat Bawaslu Kota Tidore Kepulauan, Abd. Malik Salasa menegaskan bahwa pemberitaan di salah satu media online yang menyebutkan pihaknya tidak netral sangatlah keliru
Sejauh ini kata Malik, pegawai di sekretariat Bawaslu Kota Tidore menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak pada pasangan calon manapun.
“Dia itu security, bukan staf Bawaslu yang tugas hari-hari melaksanakan pengawasan atau penanganan pelanggaran, masa seorang security cium tangan saja dianggap Bawaslu tidak netral. Apakah security bisa pengaruhi keputusan lembaga?,” tegas Malik.
Menurutnya, sikap mencium tangan Muhammad Sinen itu sebagai bentuk prilaku sopan, santun, serta hormat kepada orang yang usianya lebih tua.
“Yang bersangkutan secara spontan saja, karena melihat calon Wali Kota lebih tua dari dia. Jadi apa yang dilakukan oleh security itu bukan salah satu bentuk keberpihakan, karena itu manusiawi,” tegasnya.
Terkait netralitas, pihaknya telah mengimbau agar seluruh pegawainya tetap profesional dalam bekerja.
“Jadi tidak ada tendensi apapun terkait sikap yang diambil security tadi, itu murni secara pribadi, dia menghormati pak Muhammad Sinen,” ucapnya.
Malik berharap media yang menyajikan informasi dalam pemberitaan harus mengedepankan prinsip cover boath side atau menyajikan sudut pandang yang berbeda dan berimbang.
Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk lebih jeli dalam menerima dan memilah informasi yang akurat.
“Cium tangan seperti ini lazim di masyarakat kita, jadi jangan giring opini seolah-olah persoalan cium tangan calon Wali Kota kemudian menjustifikasi lembaga Bawaslu tidak memiliki integritas dalam mengawasi pilkada 2024,” pungkasnya.