Jazirah Indonesia – Aktivitas seismik kembali terjadi di wilayah Maluku Utara. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Kota Ternate dan sekitarnya pada Minggu (21/12/2026) malam. Guncangan dirasakan hingga sejumlah daerah di Sulawesi Utara, namun dipastikan tidak berpotensi tsunami.
BMKG menjelaskan, gempa tersebut merupakan gempa dangkal yang dipicu oleh deformasi batuan pada Lempeng Laut Maluku.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan hasil analisis menunjukkan gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.
“Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujar Daryono dalam laporan yang dibagikan melalui grup percakapan “BMKG dan Stakeholders” di Manado, Minggu.
Dalam laporan tersebut, BMKG mencatat gempa dirasakan di wilayah Manado, Bitung, Minahasa, Minahasa Utara, dan Tomohon dengan skala intensitas III MMI, yakni getaran dirasakan nyata di dalam rumah seakan ada truk yang melintas.
Sementara di wilayah Kota Ternate, guncangan gempa dirasakan dengan skala intensitas II hingga III MMI.
Berdasarkan hasil pemodelan yang dilakukan, BMKG memastikan gempa bumi tersebut tidak berpotensi menimbulkan tsunami. Hingga pukul 19.40 WIB, BMKG juga mendeteksi satu kali gempa bumi susulan (aftershock) dengan kekuatan magnitudo 3,0.
Gempa tektonik ini terjadi pada Minggu (21/12) pukul 19.21.46 WIB. Hasil analisis terbaru BMKG menunjukkan episenter gempa berada di laut, sekitar 132 kilometer arah barat laut Jailolo, Maluku Utara, dengan kedalaman 30 kilometer.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang, tidak terpengaruh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, serta selalu mengikuti perkembangan informasi resmi yang disampaikan BMKG.
