Jazirah Indonesia – Institute for Development of Economics and Finance (Indef) merilis laporan catatan awal tahun, yang memproyeksikan tingkat pengangguran dan kemiskinan meningkat pada 2021.
Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Didik Junaidi Rachbini mengatakan, tingkat pengangguran terbuka diperkirakan naik hampir dua kali lipat sebesar 7,8 persen atau sebanyak 10,4 juta jiwa.
“Di balik tingkat pengangguran tersebut, masih ada pengangguran terselubung yang jumlahnya dua kali lipat dari pengangguran terbuka tersebut,” katanya bersama tim Indef yang diterima Bisnis, Kamis (7/1/2021) dikutip ekonomi.bisnis.com.
Didik mengatakan, tahun ini akan ada pengangguran tambahan sebesar 1,1 juta orang akibat Covid-19. Sekitar 2,6 juta orang angkatan kerja baru yang tidak terserap sehingga tambahan pengangguran totalnya tahun 2021 sebesar 3,6 juta orang.
“Masalah pengangguran ini menjadi faktor krusial dalam proses pemulihan ekonomi pada tahun 2021. Yang lebih memprihatinkan adalah robohnya pilar industri bahkan sebelum pandemi,” jelasnya.
Sektor industri kata Didik, lebih terpuruk lagi di masa pandemi karena penyerapan tenaga kerja baru masih sangat terbatas. Industri akan cenderung mempekerjakan tenaga kerja yang sebelumnya dirumahkan atau dikurangi jam kerjanya.
Kemiskinan
Tahun sebelumnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan jumlah penduduk miskin Indonesia per September 2020 mencapai 27,55 juta jiwa.
Jumlah tersebut mengakibatkan tingkat kemiskinan RI kembali menembus dua digit di angka 10,19 persen dari total populasi.
Kepala BPS Suhariyanto memaparkan jumlah penduduk miskin pada September bertambah 1,13 juta dibandingkan dengan Maret 2020. Jika dibandingkan dengan September 2019, jumlah penduduk miskin naik 2,76 juta orang.
Di tahun 2021 jumlah penduduk miskin diperkirakan Indef naik, diakibatkan dari , jumlah penduduk yang hampir miskin masih jauh lebih banyak dari angka kemiskinan dengan garis batas kemiskinan yang rendah, meskipun tingkat kemisikinan diproyeksikan 10.5 persen.
Jika garis batas ditingkatkan, maka lebih banyak lagi kasus kemiskinan yang masuk katagori hampir miskin dan sesungguhnya memang miskin.
Menurut Indef, tingkat pengangguran yang meningkat akan mendorong tambahan penduduk miskin baru, khususnya berasal dari kelompok di atas garis kemiskinan
Hasil survei BPS pun memperlihatkan kenaikan jumlah penduduk miskin di perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan.
Jika dibandingkan dengan September 2019, jumlah penduduk miskin di perkotaan naik 1,32 persen sedangkan di perdesaan naik 0,60 persen.
“Kalau kita lihat komposisi, jumlah penduduk miskin di perdesaaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkotaan dan tentunya ini perlu menjadi perhatian,” kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2/2021).
Garis kemiskinan per kapita pun tercatat mengalami kenaikan dari Rp454.652 per kapita pada Maret 2020 menjadi Rp458.947 per kapita. Kenaikan ini terjadi kata Suhariyanto akibat kenaikan harga pangan yang menyumbang 73,87 persen pada garis kemiskinan.
Pengulas : Nazirul
Editor : Nazirul
Komentar