Jazirah Indonesia – Badan Pusat Statistik menyatakan ekonomi Maluku Utara (Malut) Triwulan III-2022 mengalami pertumbuhan sebesar 24,85 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021.
Pertumbuhan perekonomian Malut pada triwulan III-2022 masih didominasi oleh lapangan usaha industri pengolahan pertambangan sebesar 29,46 persen.
BPS mencatat, terdapat tiga lapangan usaha yang mendominasi perekonomian Maluku Utara di triwulan III yang turut menyumbang angka pertumbuhan yaitu 60,56 persen.
Adapun tiga komponen yang mendominasi Perekonomian Maluku Utara triwulan III-2022 yaitu, Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 29,46 persen.
Kemudian Pertambangan dan Penggalian sebesar 16,79 persen. Kemudian bidang Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 14,31 persen.
“Perekonomian Maluku Utara berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto atau PDRB atas dasar harga berlaku Triwulan III-2022 mencapai Rp 17,6 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 10,0 triliun,” tulis Kepala BPS Maluku Utara, Aidil Adha melalui rilis yang diterima, Senin (7/11/2022).
Sedangkan dari sisi produksi, Lapangan Usaha Industri Pengolahan mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 96,65 persen.
“Sementara dari sisi pengeluaran, Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 36,00 persen.
Dari sisi pengeluaran, Komponen Ekspor Luar Negeri (Ekspor LN) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 66,28 persen,” urainya.
Ia menambahkan, ekonomi Maluku Utara secara Kumulatif Triwulan III-2022 terhadap Kumulatif Triwulan- III 2021 mengalami pertumbuhan sebesar 26,94 persen (c-to-c).
Sedangkan, untuk ekonomi Maluku Utara Triwulan III – 2022 dibanding Triwulan II – 2022 (q-to-q) mengalami pertumbuhan sebesar 0,47 persen, dimana pertumbuhan terjadi pada 12 lapangan usaha.
Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah jasa keuangan dan asuransi sebesar 3,91 persen.
Sedangkan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 3,15 persen serta administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 3,08 persen.
Sementara itu, lapangan usaha industri pengolahan, pertambangan dan penggalian serta pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 0,42 persen, 0,37 persen, dan 1,22 persen.
Aidil menyatakan, ada beberapa lapangan usaha lainnya yang mengalami pertumbuhan di antaranya lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 1,63 persen.
Kemujdian lanjutnya, ,pengadaan listrik dan gas sebesar 1,46 persen, konstruksi sebesar 0,83 persen dan informasi dan Komunikasi sebesar 0,54 persen.
sementara lapangan usaha yang mengalami kontraksi diantaranya lapangan usaha transportasi dan pergudangan sebesar 10,40 persen.
Kemudian pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 5,25 persen; jasa perusahaan sebesar 2,76 persen, jasa lainnya sebesar 1,71 persen dan perumahan sebesar 0,03 persen.
Komentar