Jazirah Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) disebutkan akan menghadirkan virtual branch, edukasi perbankan dan layanan digital lainnya.
Untuk merealisasikannya, PT BRI berencana ikut dalam program Metaverse Indonesia , dimana program ini akan dipamerkan dalam ajang G20 pada Oktober 2022 mendatang.
Direktur Bisnis Konsumer BRI, Handayani menuturkan, digitalisasi ini diharapkan dapat semakin memudahkan masyarakat untuk mendapat layanan perbankan secara cepat, mudah, efektif, dan aman.
“BRI senantiasa mengedepankan customer experience dalam setiap layanan, hadirnya BRI ke dalam dunia Metaverse diharapkan bisa menjadi journey baru yang menyenangkan untuk customer sekaligus dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi untuk melakukan berbagai layanan transaksi digital juga customer service yang baik kedepannya, baik virtually maupun on-site,” ungkap Handayani, Selasa (8/2/2022). Dikutip liputan6.com.
Metaverse Indonesia ini, BRI berencana akan sekaligus menandai pencapaian perseroan sebagai bank pelopor di Indonesia yang masuk dalam dunia metaverse. Upaya ini sekaligus demi mewujudkan visi perseroan menjadi The Most Valuable Banking Group & Champion of Financial Inclusion pada 2025.
Kerja sama BRI dan WIR Group ini pun menjadi komitmen nyata kedua perseroan untuk terus beradaptasi dengan perkembangan digitalisasi di segala lini kehidupan, tidak terkecuali layanan perbankan.
Salah satu upaya digitalisasi BRI yang menuai respons positif dari nasabah ialah kehadiran financial super apps BRImo.
Hingga akhir 2021, BRImo telah digunakan oleh 14,15 juta pengguna dengan laju transaksi yang tumbuh 66,24 persen year on year (yoy) menjadi 1,27 miliar transaksi.
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) berhasil mencatatkan laba bersih (bank only) sebesar Rp 32,22 triliun. Raihan laba bersih itu tumbuh 75,53 persen year on year (yoy).
Direktur Utama BRI, Sunarso menuturkan, pertumbuhan laba BRI ditopang oleh kinerja kredit dan penghimpunan dana masyarakat atau dana pihak ketiga (DPK) yang tumbuh secara positif, disertai penurunan biaya bunga yang signifikan.
Pada saat bersamaan, perseroan juga mampu mengelola portofolio mix serta kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield asset.
“Raihan laba sebesar 32,22 triliun ini membuktikan bahwa perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholder di tengah kondisi yang sangat menantang saat ini,” kata Sunarso dalam paparan kinerja perseroan, Kamis, 3 Februari 2022.
Sampai akhir Desember 2021, kredit yang disalurkan oleh BRI secara bank only tumbuh 7,16 persen yoy. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kredit secara perbankan nasional yang hanya tumbuh 5,24 persen.
Sunarso mengungkapkan, seluruh segmen kredit di BRI tumbuh positif, terutama drivernya adalah di kredit segmen mikro. Rinciannya, untuk segmen mikro tumbuh 12,98 persen yoy, disusul konsumer 3,97 persen yoy. Kemudian kecil dan menengah 3,55 persen yoy, serta korporasi tumbuh 2,37 persen yoy.
Dari sisi manajemen risiko, BRI berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan. Hal itu tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL) yang terjaga di level 3,08 persen dengan NPL Coverage yang sangat memadai sebesar 278,14 persen.
Kualitas kredit BRI yang baik tersebut diikuti dengan kondisi restrukturisasi kredit BRI yang saat ini terus melandai. Hingga akhir Desember 2021 tercatat restrukturisasi BRI sebesar Rp 156,93 triliun, atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp 245,22 triliun.
Adapun untuk penghimpunan DPK sampai dengan akhir Desember 2021 tumbuh 7,14 persen yoy dengan dana murah (CASA) tercatat tumbuh 11,18 persen yoy.
Komentar