Pasar Herbal Dunia Capai 900 Triliun, Peluang UMKM Milenial

Jazirah Indonesia – Pasar herbal dunia mencapai Rp 900 triliun, namun Indonesia baru berkontribusi satu persen saja. Padahal Indonesia sangat kaya tanaman herbal dan rempah-rempah.

Ini disampaikan Wakil Ketua DPR RI, Rachmat Gobel menyampaikan saat menjadi keynote speaker dalam acara peluncuran Muktamar Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (Hima Persis), Minggu, 13 Februari 2022.

Karena itu lanjutnya, pasar herbal dunia dikuasai India dan China. Bahkan Korea yang hanya mengandalkan ginseng mampu berkontribusi lumayan besar.

“Indonesia memiliki banyak tanaman herbal seperti jahe, kunyit, dan lain-lain,” kata Racmat Gobel..

Demikian pula dengan kekayaan fesyen Indonesia. “Indonesia memiliki batik, tenun, sulam, yang masing-masing daerah memiliki ragam tersendiri. Ini kekayaan yang tak dipunyai semua bangsa,” katanya.

Pasar pangan halal dunia, katanya, juga sangat besar, sekitar 700 triliun dollar AS.

Dengan peluang ini,  Gobel mengajak generasi milenial yang terjun menjadi pengusaha UMKM, membiasakan diri berperilaku tangan di atas, bukan tangan di bawah.

“Ini akan melatih kemandirian dan membentuk karakter kewirausahaan yang tangguh serta tahan banting,” katanya.

“Berbisnislah dengan berkeringat, jangan mau yang instan dan jangan ingin cepat kaya. Semua harus dimulai dengan kerja keras,” katanya.

Generasi muda milenial, kata Gobel, merupakan cahaya bagi negeri dan bagi masa depan bangsa. Setelah dua tahun Indonesia didera badai corona, kata Gobel, sudah saatnya Indonesia bangkit kembali.

“Negeri ini sangat membutuhkan kontribusi kaum milenial, apalagi saat ini Indonesia dalam kondisi bonus demografi. Jadi, kaum muda memang kekuatan nyata dan dominan Indonesia saat ini,” Gobel.

Gobel menyatakan banyak sektor yang bisa dimasuki dalam dunia usaha. Ia menyebutkan di antara yang penting adalah usaha herbal, handicraft dan furniture, pangan dan kuliner, dan fesyen, termasuk batik, tenun, dan sulam.

Karena itu, ia mengingatkan agar jangan mudah terbuai dengan tawaran usaha yang instan seperti forex atau pinjol.

“Dalam berusaha itu yang penting du-it,” katanya. Para hadirin tertawa. “Jangan salah tangkap. Maksudnya do it. Kerja keras. Bekerja. Berkeringat,” katanya.

Komentar