oleh

Kampung Gubernur Malut Jadi Pilot Project Program FKUB

Jazirah Indonesia – Desa Bibinoi, Kecamatan Gane Timur Tengah di Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel) baru saja ditetapkan Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) sebagai pilot project program Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) melalui Kementerian Agama RI.

Satu dari sekian desa tertua di Halmahera Selatan, penetapan Bibinoi sebagai “Kampung Rasai” dalam project FKUB ini tentu merupakan predikat yang tidak sembarang diberikan. Ini karena selain mempunyai karekteristik tersendiri, desa dengan luas 72,96 km2 yang dihuni hampir 2.000 jiwa ini memiliki toleransi antar umat beragama, adat, serta budaya yang terbilang tinggi.

Selain itu, desa ini dikenal dengan beragam suku, ras dan agama yang saling mengikat sehingga kerukunan di desa itu tetap terpelihara sejak dahulu kala hingga saat ini.

Berbicara soal suku, di desa ini dihuni beragam suku mulai dari Tobelo, Galela, Loloda, Makian, dan suku lainnya di Provinsi Maluku Utara. Begitu juga soal agama, di desa ini bercampur antara Islam dan Kristen. Meski berbeda suku dan agama, kerukunan di desa ini tetap terawat hingga sekarang.

Pada Kamis, 2 Februari 2023 kemarin, Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuna yang juga putra asli Bibinoi resmi melauching “Kampung Rasai”. Acara launching ini dibanjiri ribuan warga dan tokoh masyarakat, agama, serta adat yang tak hanya dari Bibinoi saja, namun juga berdatangan dari desa-desa tetangga.

Gubernur Maluku Utara di kesempatan itu menuturkan, dipilihnya Desa Bibinoi sebagai Kampung Rasai sudah melalui program FKUB Maluku Utara sudah tepat, karena masyarakat Bibinoi adalah masyarakat yang telah lama hidup dalam kemajemukan akan tetapi selalu menjaga perbedaan.

“Ini contoh para tetua kita yang telah menanamkan perilaku semacam ini dari dulu hingga terawat sampai sekarang, ini yang menjadikan Bibinoi sebagai pilot project desa yang selalu menjaga kerukunan antara umat beragama, suku, dan adat budaya,” kata Gubernur Abdul Ghani Kasuba.

Di kesempatan itu, gubernur juga berpesan kepada seluruh pemangku kepentingan di Bibinoi agar tetap menjaga keharmonisan apalagi menjelang Pemilu 2024, situasi politik terkadang bisa merubah tatanan sosial kemasyarakatan ke arah yang buruk.

“Mengingat perjuangan membangun Bibinoi menjadi sebuah desa yang aman dan damai telah dilakukan sejak dulu kala. Jagalah amanah perjuangan pendahulu kita sehingga desa ini selalu aman dan tentram. Olehnya itu, kehadiran Kampung Rasai ini akan memperkuat lagi budaya dan tradisi yang telah dibangun oleh pendahulu kita,” imbuh Gubernur Abdul Ghani Kasuba.

Diketahui, Pilot Project “Kampung Rasai” di Bibinoi ini memiliki tiga (3) program yang diprioritaskan, yaitu pertama, merawat kesenian. Program ini dimaksudkan supaya bagaimana masyarakat mampu merumuskan atau merevitalisasi kesenian lokal dan tradisi serta bahasa daerah yang mulai hilang agar dapat terawat dengan baik kembali.

Prioritas berikutnya yaitu, membangun literasi baca tulis, dimana FKUB Maluku Utara akan bersinergi dengan lembaga terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DPPA) serta Dinas Perpustakaan (Disarpus) untuk mengembangkan literasi membaca melalui penguatan muatan lokal.

Kemudian ketiga, adalah membangkitkan ekonomi produktif, dimana FKUB Maluku Utara akan membangun koordinasi dengan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk mendukung program ekonomi produktif seperti usaha pertanian, perbengkelan dan UMKM.

Komentar