Jazirah Indonesia – Potensi gempa megathrust yang menyebabkan tsunami disebut bisa berdampak hingga ke Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara.
Potensi ancaman gempa bumi dengan kekuatan dahsyat ini tidak bisa diabaikan. Mengingat Indonesia berada di cincin api pasifik, dengan aktifitas seismik yang tinggi.
Mengutip penjelasan Badan Meteorogi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), megathrust merupakan istila yang menyebutkan zona subduksi lempeng yang luas dan memanjang.
Zona megathrust adalah bagian dangkal suatu lajur pada zona subduksi yang mempunyai sudut tukik yang landai. Zona ini juga terbagi atas segmen-segmen yang aktif bergerak. Pada saat terjadi gerakan di segmen ini, maka akan memicu guncangan atau gempa bumi dan juga tsunami.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tidore Kepulauan Muhammad Abubakar mengatakan pihaknya telah melakukan mitigasi dalam menghadapi potensi ancaman gempa megathrust.
Berdasarkan informasi yang diperoleh BPBD Kota Tidore Kepulauan dari BMKG, daerah di provinsi Maluku Utara yang terkena dampak potensi gempak megathrust yaitu, kota Ternate, kota Tidore Kepulauan, kabupaten Halmahera Barat dan Halmahera Selatan. Daerah – daerah tersebut dekat dengan zona megathrust subduksi Utara Sulawesi.
“Kalau dua Minggu terakhir ini, data yang kami terima air laut yang naik masih 0,3 untuk di Tidore Kepulauan,” ujar Muhammad kepada wartawan, Jumat (30/8/2024).
Masih mengacu pada informasi BMKG per 20 Aguatus 2024 kata Muhammad, potensi tsunami akibat dari gempa megathrust di Kota Tidore ancamannya berstatus siaga. Dimana ketinggian tsunami diperkirakan 0,5 – 3 meter dengan waktu tempuh tsunami ((ETA) +01:15.
Meski begitu, ia menyampaikan bahwa informasi tersebut bukanlah prediksi atau bersifat peringatan dini bahwa gempa akan terjadi dalam waktu dekat.
“Kita tidak bisa memastikan kapan terjadi gempa, hal ini untuk mengingatkan kembali soal potensi gempa, juga untuk meningkatkan kewaspadaan berbagai pihak khususnya dalam menyiapkan upaya-upaya mitigasi secara lebih serius,” katanya.
Pihak BPBD lanjut dia, akan lebih masif lagi melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, serta melakukan simulasi penyelamatan diri saat terjadi gempa. Hal ini sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap risiko gempa bumi dan tsunami.
“Untuk saat ini, kami sudah membuat kajian resiko bencana (KRB). Sudah ada pemetaan, ada 4 kecamatan di Kota Tidore dan 4 Kecamatan di Oba. Dari kecamatan itu, selain mengantisipasi ancaman megathrust, beberapa kecamatan itu juga sangat rawan akan terjadi banjir bandang, banjir rob, longsor serta angin puting beliung,” jelasnya.
Dengan situasi cuaca ekstrim ini, pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap waspada saat beraktifitas.