Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada Kuartal I 2025

Jazirah Indonesia – Utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami peningkatan dalam kuartal pertama tahun 2025.

Utang Luar Negeri (ULN) per akhir Maret 2025 (kuartal pertama) adalah Rp7.130 triliun dengan asumsi kurs JISDOR akhir Maret 2025 senilai Rp16.566 per dolar AS.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan, ULN Indonesia tetap terjaga.

Angka ULN pemerintah pada kuartal I 2025 tercatat sebesar 206,9 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 7,6 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 3,3 persen (yoy) pada kuartal IV 2024.

“Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN) internasional, jelas Denny dalam keterangan, Kamis (15/5/2025).

Posisi utang dalam valuta asing tersebut tercatat tumbuh 6,4% secara tahunan atau year on year (YoY) dan lebih tinggi dari pertumbuhan 4,3% pada kuartal sebelumnya.

Denny menjelaskan bahwa posisi ULN pemerintah pada kuartal I/2025 mencakup US$206,9 miliar atau setara dengan Rp3.427,5 triliun.

Pemanfaatan ULN tersebut diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Utang luar negeri oleh pemerintah dimanfaatkan antara lain untuk mendukung Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (22,4% dari total ULN pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib (18,5%); Jasa Pendidikan (16,5%); Konstruksi (12,0%); serta Transportasi dan Pergudangan (8,7%).

Posisi ULN pemerintah tersebut tetap terjaga karena didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9% dari total ULN pemerintah.

Di samping utang pemerintah yang mengalami kenaikan, ULN swasta justru melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Pada kuartal I/2025, tercatat senilai US$195,5 miliar atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,2% YoY.

Kontraksi ini tercatat lebih rendah dibandingkan kontraksi kuartal sebelumnya sebesar 1,6% YoY. Utamanya, didorong oleh ULN bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporation) yang mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 0,9%, lebih rendah dibandingkan kontraksi 1,7% pada kuartal IV/2024.

Baca juga: Subsidi BBM & LPG Berpotensi Melebar Akibat Konflik Iran-Israel

Berdasarkan  sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan; Jasa Keuangan dan Asuransi; Pengadaan Listrik dan Gas; serta Pertambangan dan Penggalian, dengan pangsa mencapai 79,6% dari total ULN swasta.

ULN swasta tetap didominasi oleh utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,4% terhadap total ULN swasta.

Denny menekankan bahwa dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat,

Bank Indonesia kata Denny, pihaknya da pemerintah dalam hal ini Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.

 

News Feed