Jazirah Indonesia – Hari ini tanggal 13 Desember 2021 Distorsi Music Indonesia, sebuah komunitas musisi terbesar di Indonesia dengan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia merayakan hari jadinya yang ke-4.
Selama 4 tahun perjalanannya, komunitas ini sudah memberikan warna bagi musik Indonesia dan menyatukan para musisi, penulis lagu, pengamat dan penikmat musik di Indonesia.
Dalam kegiatan perayaan HUT ke-4 yang berlangsung kemarin Hari Minggu Tanggal 12 Desember 2021 di Chitalasa Coffee & Tea Kota Bogor, Distorsi Music Indonesia bekerja sama dengan Distrowave, IPB 32 Juara, Frida Aulia Indonesia, Distorsi Jiwa Radio, dan Chitalasa Coffee & Tea melakukan kegiatan Penggalangan dana bagi korban bencana erupsi semeru.
Kegiatan ini diisi dengan live Accoustic perform dari para musisi DMI, Pameran Foto KF 32, dan Fashion Show dari desainer terkenal Frida Aulia Indonesia.
Musisi yang hadir dan tampil dalam kegiatan kemarin antara lain Koko Halmahera, Aji Surya, Rene Fisher, Fajar Taufik, Bung Oesman, Faisal, Harry Roy, Faisal, Deries, Novo Aden, Molink, Nugie, Tahta Ega, Aldhi Herdian, Ferry Ramadhan, DJ Odhe, DJ Dastan, dan Wildan.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Ir. Fredinan Yulianda, Msc selaku Dekan Fakultas Perikanan IPB, dan tokoh masyarakat yang membuka dan meresmikan kegiatan.
Dalam sambutannya Fredinan menyampaikan dukungan bagi Distorsi Music Indonesia dan alumni IPB yang bersinergi dalam melakukan kegiatan kemanusiaan.
Fajar Taufik , musisi asal bandung yang juga menjadi salah satu pendiri komunitas berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung eksistensi Distorsi Music Indonesia dan berharap komunitas ini terus tumbuh dan anggotanya terus menghasilkan karya yang mewarnai musik Indonesia.
Melalui kegiatan ini terkumpul dana sebesar Rp.6,450,000,- yang diserahkan kepada Aksi Relawan HA IPB untuk disalurkan bagi para korban bencana erupsi semeru.
Selain itu dalam kesempatan ini juga diserahkan dana bantuan hasil penggalangan oleh IPB 32 Juara sebesar Rp.7,800,000,- yang secara simbolik diserahkan kepada LPPM IPB untuk disalurkan bagi para korban bencana erupsi semeru.
Dalam kesempatan terpisah, Koko Halmahera, salah satu musisi Distorsi Music Indonesia yang mengagas kegiatan ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mensukseskan kegiatan ini.
Kegiatan ini membuktikan bahwa musik bisa menyatukan perbedaan, menyatukan berbagai kelompok untuk bersinergi dan berkolaborasi dalam berkarya dan melakukan kebaikan bagi sesama.
Komentar