Jazirah Indonesia – DPRD Maluku Utara (Malut) menggelar forum Sarasehan Jalur Rempah dan Ekonomi Regional di Sahid Bela Hotel, Ternate, Selasa (9/5/2023).
Ketua DPRD Malut Kuntu Daud mengatakan, kegiatan ini guna menyegarkan kembali ingatan tentang jalur rempah Maluku Utara dengan titik fokus percepatan infrastruktur rempah dan pemetaan komoditi rempah.
Maluku Utara Kata Daud, berusia lebih dari 24 tahun, akan tetapi usia sesungguhnya negeri ini sudah berabad-abad lampau.
Jejak masa lalu lanjutnya, Moloku Kie Raha (Malut saat ini) dikenal sebagai jalur rempah yang ikut berperan menggerakkan pusat kekuatan ekonomi dunia.
Olehnya, kegiatan ini diharapkan meghasilkan yang merupakan pandangan kritis para peserta untuk terkait kejayaan Malut masa lalu.
Ketua Komisi II DPRD Malut Ishak Naser di eksemoatan ini menilai forum ini merupakan respon cepat keinginan pemerintah seperti yang disampaikan Presiden untuk mengembalikan kejayaan rempah.
Dia mengatakan, komoditi rempah saat ini dikembangkan dengan tidak mereduksi komoditi yang sementara kita dikembangkan.
“Tapi kita ingin kembangkan yang namanya rempah itu harus menjadi komoditi lebih unggul dari komoditi yang saat ini kita kembangkan,”kata Ishak.
Melalui pembahasan panjang sarasehan ini, menghasilkan 10 rekomendasi, antaranya:
1. Mengembalikan orientasi kebudayaan masyarakat bebasis agraris dan maritime;
2. Menekan laju alih fungsi lahan untuk konsesi pertambangan;
3. Mendesain road map jalur rempah dalam kaitan dengan pengembangan ekonomi regional Maluku Utara;
4. Mendesain aspek pemasaran dan rantai pasok beriakitan dengan komoditi rempah dan produk turunan
5. Memberi keberpihakan baik dari sisi regulasi maupun anggaran untuk mengembangan ekonomi Maluku utara berabasis rempah
6. Menyediadikan data akurat dan kredibel tentang rempah kaitannya dengan luas lahan, jumlah petani, sebartan rempah, dan lainnya;
7. Membudayakan pola laku untuk promosi rempah di mulai dari lembaga-lembaga pemerintah;
8. Pengembangan museum hidup – dalam arti penyediaan lahan untuk pengembangan kebun raya cengkih dan pala yang didalamnya terdapat museum tempat menyediakan informasi dan pusat pembelajaran/pusat riset;
9. Keberpihakan terhadap rist yang berkaitan dengan rempah;
10. Diperlukan tenaga ahli cagar budaya untuk melola museum rempat.
Rekomendasi ini diharapkan Ishak, harus masuk dalam program kerja pemerintah daerah melalui OPD teknis baik di provinsi maupun kabupaten/kota.
“Kita berharap seluruh pemerintah kabupaten/kota dan provinsi secara keseluruhan bisa berkomitmen dan konsisten menjalankan pemikiran yang berkembang dalam sarasehan ini,” harap Ishak.
Kegiatan ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Samsuddin A Kadir dan dihadiri Staf Ahli Percepatan Pembangunan Papua Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia, Moksen Idris Sirfefa.\
Komentar