oleh

Dian Sastro Ajak Masyarakat Cintai Lingkungan Lewat Film Bara

Jazirah Indonesia – Yayasan Dian Sastrowardoyo berkolaborasi dengan brand Sejauh Mata Memandang, memproduksi film Bara ” The Flame” untuk mengedukasi masyarakat tentang lingkungan hidup.

Film ini mengisahkan perjuangan dalam mendapatkan sertifikat dan hak atas hutan adat, serta pelestarian lingkungan.

banner 1200x500

Menurut Dian Sastro, edukasi masyarakat menjadi pilar utama yayasannya. Dia menambahkan, sangat penting memahami bahwa masalah lingkungan hidup, deforestasi hutan, dan perubahan iklim ekstrem, merupakan masalah serius yang harus dicegah. Namun sayang, banyak yang tidak tahu bahaya itu.

Film Bara ” The Flame” adalah salah satu contoh alat edukasi yang sangat efektif. Saya berharap, semoga diskusi kami di Ideafest 2021 dapat menjelaskan faktor penting dari permasalahan lingkungan dan bisa memberikan contoh tindakan yang baik untuk masa depan hutan di Indonesia,” ungkap Dian Sastro, dalam IdeaTalks Hybrid Live Session, Jakarta, Jumat 26 November 2021.

Film yang berlatar di Hutan Adat Basarak, Kalimantan Tengah itu diproduseri oleh Gita Fara. Film Bara (The Flame) diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan hidup.

“Perlu saya ucapkan bahwa saat ini saya merasa bahwa orang yang memperhatikan lingkungan hidup ini minoritas, sedikit sekali awareness masyarakat tentang gentingnya masalah ini”, tutunya.

Oleh karena itu kata Dian mengajak, bergandeng tangan bersama-sama menjaga kelestarian alam kita.

Sutradara, Arfan Sabran sengaja mengangkat kisah kekeluargaan dalam film ini. Menurutnya, melalui cerita dari seorang kakek ataupun anggota keluarga lainnya, pesan tersebut akan lebih tersampaikan.

“Bicara hal-hal besar seperti lingkungan, kebakaran hutan, deforestasi, dan sebagainya, saya ingin menceritakan itu dengan sangat personal, cerita tentang kakek dan cucunya,” kata Arfan Sabran.

Sebagai film maker, ini adalah salah satu cara bagi Arfan untuk menyampaikan sesuatu yang besar melalui cerita yang sederhana. Film Bara (The Flame) diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk lebih peduli terkait isu lingkungan dan menjaga kelestarian hutan adat.

“Jadi bagi saya, memang cara itu yang saya gunakan untuk menyampaikan sesuatu yang sangat besar lewat cerita yang sangat sederhana,” tambahnya.

Film Bara (The Flame) sendiri merupakan film dokumenter yang mengisahkan perjuangan seorang kakek bernama Iber Djamal saat menyelamatkan hutan adat terakhir di desanya, Pulau Barasak.

Pulau Barasak merupakan kawasan hutan terakhir di Desa Pilang, Kalimantan Tengah, setelah yang lainnya mengalami kebakaran dan diprivatisasi oleh beberapa perusahaan.

Komentar